JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Aktivitas ekspor hasil laut Indonesia di pasar global terus menggeliat di masa pandemik Covid-19. Selain ikan, salah satu hasil laut yang kini jadi primadona baru adalah Kepiting Bakau.
Yang terbaru, Indonesia mengapalkan 7 ton Kepiting Bakau dari Balikpapan, Kalimantan Timur, senilai USD78.349 tujuan China pada Kamis (18/3/2021). Ekspor ini tercatat yang pertama kalinya yang dipraklarsai oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), CV Tiga A. UMKM ini merupakan unit usaha pembudidaya ikan (UUPI).
Dikutip dari Asiatoday.id, sebelumnya CV Tiga A berhasil mengantongi sertifikat Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB) dari Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (Balai KIPM) Balikpapan. Ditargetkan, frekuensi kegiatan ekspor ke China akan mengalami peningkatan menjadi 4-5 kali dalam seminggu, dengan volume setiap ekspor mencapai 6-7 ton per hari.
Selain dari Balikpapan, ekspor perdana Kepiting Bakau juga dilakukan dari Gorontalo. Sebanyak 447 ekor Kepiting Bakau hidup dari Gorontalo berhasil menembus pasar Singapura. Ekspor tersebut diprakarsai oleh UMKM berbentuk Usaha Dagang atau UD Mulia Abadi.
Selama Februari tercatat sudah 25 kali pengiriman produk perikanan dari Gorontalo ke pasar ekspor. Total volume yang diekspor mencapai 4.708,6 kg senilai USD19.298,78. Jepang dan Singapura menjadi dua negara tujuan utama ekspor dari Gorontalo.
Khusus Jepang, frekuensi pengiriman di bulan Februari mencapai 10 kali dengan jumlah 2.561,2 kg komoditas non hidup. Nilai produk perikanan ke Negeri Sakura tersebut mencapai USD10.285,55. Kemudian ke Singapura, telah dilakukan 15 kali pengiriman dengan jumlah sebnyak 2.147,4 kg komoditas non hidup. Nilai ekspor ke Singapura pada Februari mencapai USD9.013,22.