Dampak Perubahan Iklim, Beijing Diterjang Badai Pasir

BEIJING, LENTERASULTRA.COM – Kota Beijing, China diterjang badai pasir terbesar dalam satu dekade pada Senin (15/3/2021). Badai yang dating dari Mongolia itu menyebabkan jarak pandang di sebagian besar ibu kota China itu menjadi kurang dari 1.000 meter. Tak hanya itu, badai pasir membuat PM10 mendekati 10.000 mikrogram per meter kubik. Otoritas Beijing pun mengeluarkan peringatan kuning untuk badai pasir pada 7:25 pagi.

Pusat Observatorium Meteorologi Beijing memperingatkan masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan yang sesuai. Dengan peringatan kuning, masyarakat diimbau untuk menghentikan aktivitas di luar ruangan dan menggunakan masker.

Menyitat Global Times, Pusat Observatorium Meteorologi Beijing menyebutkan badai tersebut sebagai badai pasir paling intens di China dalam satu dekade terakhir, dan badai pasir terluas dalam 10 tahun belakangan.

Badai pasir ini merupakan akibat dari perubahan iklim yang memicu adanya gabungan efek udara dingin dan siklon dari Mongolia. Secara bertahap, badai bergerak ke Selatan dan mulai mempengaruhi pada jam 3 pagi, menurut Pusat Pemantauan Ekologi dan Lingkungan Kota Beijing.

Pada Senin, Badan Manajemen Darurat Nasional Mongolia menyebutkan, badai pasir mengakibatkan 6 orang meninggal dan 548 lainnya dilaporkan hilang. Namun, 467 orang telah ditemukan dan 81 lainnya masih hilang.

Wang Gengchen, peneliti di Institute of Atmospheric Physics of the Chinese Academy of Sciences, mengatakan kepada Global Times, Beijing, ia belum pernah melihat badai pasir yang hebat selama bertahun-tahun.

“Badai pasir saat ini terutama karena faktor alam, tetapi juga menunjukkan lingkungan ekologi kita masih sangat rapuh,” kata Zhao Yingmin, Wakil Menteri Ekologi dan Lingkungan China, seperti dikutip dari Asiatoday.id. (ATN)

badai beijingbadai pasirBeijing Diterjang Badai PasirDampak Perubahan IklimIndonesiaSultra