Usai Kecelakaan Sriwijaya, Boeing Instruksikan Pilot Pantau Pesawat dengan Cermat

Pesawat Boeing 737 Max 7. Ist. 

KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Boeing Co merilis sebuah buletin teknis untuk mengingatkan maskapai penerbangan agar memastikan pilot mereka memantau dengan cermat kondisi pesawat dan jalur penerbangan. Pemantauan tersebut dibutuhkan untuk mencegah hilangnya kendali dalam penerbangan.

Buletin tersebut, diterbitkan pada 15 Februari, dikirimkan ke maskapai-maskapai penerbangan setelah Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengeluarkan laporan awal tentang kecelakaan Sriwijaya Air. Peristiawa naas itu terjadi pada 9 Januari dan menewaskan 62 orang. Sriwijaya menggunakan pesawat Boeing jenis 737-500.

Buletin tersebut, sebagaimana dilaporkan Reuters, Rabu (17/2), tidak secara eksplisit mengaitkan paparannya dengan kecelakaan Sriwijaya. Selain itu paparan itu membahas salah satu isu potensial yang menarik bagi penyelidik setelah kecelakaan itu, sambil menunggu penemuan unit perekam suara kokpit.

“Kesadaran awak pesawat yang terus-menerus tentang pesawat, kecepatan udara, posisi kontrol penerbangan, dan pengaturan daya dorong sangat penting untuk pencegahan gangguan terhadap pesawat dan dapat mengurangi efek kejutan atau kejutan yang disebabkan oleh perubahan tak terduga yang cepat,” kata buletin itu.

Produsen pesawat memang secara berkala mengeluarkan pengingat semacam itu dan Boeing mengatakan pihaknya secara teratur berkomunikasi dengan pelanggan tentang bagaimana mereka dapat mengoperasikan pesawat dengan aman dan percaya diri.

“Dalam koordinasi yang erat dengan otoritas investigasi, komunikasi terbaru ini memperkuat pentingnya materi panduan dan pelatihan di seluruh industri tentang pencegahan dan pemulihan gangguan pesawat,” kata Boeing yang berasal dari AS itu.

Bloomberg pertama kali melaporkan tentang penerbitan bulletin itu.

Boeing belum berkomentar tentang penyebab kecelakaan Sriwijaya. Sebelumnya perusahaan tersebut menuai kritikan karena menyalahkan pilot atas kecelakaan Lion Air yang menggunakan Boeing 737 MAX pada 2018. Kecelakaan Lion kemudian dikaitkan dengan sistem yang salah.

Menurut analisis keselamatan seluruh industri yang dikeluarkan oleh Airbus tahun lalu, kehilangan kendali dalam penerbangan merupakan faktor terbesar – atau 33 persen – dari semua kecelakaan sejak dimulainya era pesawat jet.

Pakar keselamatan memperingatkan terlalu dini untuk mengatakan penyebab jatuhnya Sriwijaya. Kebanyakan kecelakaan disebabkan oleh serangkaian faktor terpisah.

Laporan awal Sriwijaya menemukan pesawat itu mengalami ketidakseimbangan mesin yang menyebabkan menukik dan jatuh ke laut.

Ketika pesawat mencapai 8.150 kaki setelah lepas landas, tuas throttle mesin kiri bergerak ke belakang sementara tuas kanan tetap di posisi semula. [ah/au]

Boeing Instruksikan Pilot Pantau Pesawat dengan CermatSultraUsai Kecelakaan Sriwijaya