KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Ratusan massa yang juga merupakan pendukung dan simpatisan dari Paslon Bupati Muna nomor urut 2, Rajiun-La Pili, menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Senin (21/12/2020). Massa menuntut Bawaslu Muna agar mengusut dugaan kecurangan saat pemilihan pada tanggal 9 Desember 2020 lalu.
Saat dikonfirmasi, Kapolres Muna, Debby Asri Nugroho mengatakan bahwa massa aksi meminta klarifikasi Bawaslu Muna terkait pilkada 9 Desember 2020.
“Benar, berkaitan pilkada. Massa aksi ingin menuntut klarifikasi dari Bawaslu,” ujarnya.
Sayangnya, aksi damai tersebut berakhir ricuh saat pihak demonstran tak puas dengan jawaban yang dilontarkan oleh anggota Bawaslu Muna. Hal ini disampaikan oleh sala seorang pendukung Paslon Bupati Muna nomor urut 2, Wijoyo, saat dikonfirmasi.
“Iya kacau tadi. Laporan tim ke Bawaslu tidak diproses bahkan mereka mengatakan tidak ada kecurangan. Massa aksi ada yang melempar karna emosi dengan jawaban Bawaslu,” ujar Wijoyo.
Ia menduga bahwa ada kecurangan dalam Pilkada Muna 2020. Pihaknya telah melaporkan hal itu tapi sampai saat ini belum ada konfirmasi dan kejelasan dari pihakn Bawaslu Muna.
Untuk melerai amukan massa agar tidak melakukan gerakan tambahan, aparat kopolisian yang berjaga mengeluarkan tembakan gas air mata. Kericuhan di Kantor Bawaslu Munapun terjadi. Kendati demikian, aparat yang berjaga bisa memukul mundur massa dan konsisi saat sudah kondusif. Kepolisian pun siaga dan waspada agar tidak ada gerakan-gerakan tambahan lagi.
Untuk diketahui, dalam perebutan orang nomor satu di Kabupaten Muna, paslon nomor urut 1 yakni Rusman-Bachrun berhasil unggul mengalahkan paslon nomor urut 2 yakni Rajiun-La Pili. (C)
Reporter: Herlis Omputo Sangia
Editor: Wulan