KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Situasi pandemi Covid-19 sangat berdampak pada perkembagan kemitraan kaum muda. Sejumlah tenaga kerja yang tidak memiki keterampilan di masa pandemi memungkinkan memicu situasi yang yang menghancurkan ribuan pekerjaan di Indonesia.
Sejak kemunculan Covid-19 menurut ILO secara global hampir 27 miliar pekerja yang mewakili 81 persen tenaga kerja di seluruh dunia berada dalam risiko. Sementara Bappenas pada tanggal 22 Juni 2020 memperkirakan bahwa peningkatan pengangguran akan mencapai 4 hingga 5,5 juta orang tahun 2020 karena pandemi.
Direktur Eksekuti Indonesia Buisienes Links (IBL) Yayan Cahyana mengatakan, pada tahun 2030-2040 Indonesia akan mengalami masa bonus demografi, sehingga untuk memasuki masa itu harus dimulai dari sekarang dengan berbagai strategi dan kerja sama dari berbagai pemangku kepentingan dalam satu kolaborasi.
“Pandemi juga memberikan halangan halangan baru seperti terbatasnya tatap muka, namun disis lain juga memberikan peluang peluang baru dengan semakin cangginya teknologi informasi sehingga pelatihan pelatihan bisa dilakukan lebih masif,” ungkapnya dalam webinar kemitraan dalam peningkatan peluang ekonomi kaum muda.
IBL sendiri berfokus pada dua aspek yaitu kesiapan pekerja dan kewirausahaan dengan melihat lima dimensi utama seperti akses, kemitraan, teknologi informasi, literasi keuangan dan soft skill yang bertujuan meneruskan strategi kemitraan kaum muda dan mengembangkan transformasi teknologi digital.
“Dalam strategi program ini ada tiga hal yang bisa dilakukan bersama sama yaitu enterprenurship awarenes, soft skills dan raising awarenes. Serta dibekali dengan kemampuan berbahasa inggris dan job konseling untuk mengatasi bebagai tantangan,” ujarnya.(Ads/Iksan Maligano)
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan
#cucitangandengansabun