KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Ribuan massa yang menggelar aksi unjuk rasa di PT VDNI pada Senin (14/12/2020) memanas. Setelah berjam-jam tidak ditemui oleh pihak perusahaan, mereka melampiaskan kekecewaan dengan cara menghancurkan fasilitas yang ada di tempat tersebut dan melakukan pembakaran.
Hingga waktu menunjukan pukul 19.40 Wita dan massa tak beranjak dari lokasi tersebut. Aparat kepolisian dipukul mundur sebab jumlah demonstrasi lebih banyak ketimbang petugas keamanan yang berjaga. Aksi kejar-kejaran, saling lempar batu, pembakaran dan ratusan tembakan gas air mata membuat bising di area perusahaan itu.
Dua pos security ludes dilalap si jago merah. Tujuh unit mobil operator ikut terbakar, serta puluhan mobil truk yang berjejer rapi di area parkiran serta delapan unit motor tinggal puing-puing.
Hingga menjelang magrib, area PT VDNI berkobar bagai lautan api. Asap membumbung mencemari udara Kabupaten Konawe dan letusan demi letusan nyaris terdengar di setiap menitnya. Beberapa gedung ikut mengeluarkan gumpalan asap akibat nyala api yang kian menjalar cepat.
Beberapa unit pemadam kebakaran diturunkan untuk memadamkan api agar tak lagi meluas. Namun massa yang geram juga memukul mundur dan mengancam petugas pemadam kebakaraan jika mencoba memadamkan api di PT VDNI.
Di tempat itu, aparat kepolisian seolah tak berdaya. Pengrusakan makin gencar dilakukan dan mereka hanya bisa berdiam diri. Tak lama kemudian, Bupati Konawe, Kery Syaiful Konggoasa ikut bertandang di PT VDNI ditemani oleh para pengawalnya. Ia disambut gemuruh tepuk tangan dari massa yang telah lama menunggu. Di atas sebuah mobil milik kepolisian, ia mengimbau warganya agar tidak anarkis lagi.
“Kalian sebaiknya pulang dulu. Percayakan kepada saya untuk mengurus dan bertemu dengan pimpinan perusahaan ini,” ujarnya dih adapan massa aksi.
Sayangnya, massa tak mau pulang sebelum ada keputusan dari pimpinan PT VDNI terutama terkait tuntutan kenaikan gaji. Mereka justru membakar ban di depan pertigaan perusahaan tersebut. Kondisi saat ini di perusahaan tersebut, warga dan massa aksi masih menunggu keputusan pimpinan perusahaan dan Bupati. Api terus menjalar dan asap hitam kian menebal. (A)
Reporter: Herlis Omputo Sangia
Editor: Wulan