KONKEP, LENTERASULTRA.COM
Kasus Covid-19 di Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus bertambah. Data update dari Satgas Covid-19 Sultra, Sabtu (7/11/2020), daerah otorita pimpinan Haji Amrullah itu, mencatatkan satu penduduknya lagi terkonfirmasi positif Covid-19.
Meski masih mengalami penambahan kasus Covid-19, proses belajar mengajar di Konkep, masih tetap digelar dengan tatap muka. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Wawonii Barat, merupakan salah satu sekolah di bekas otorita Kabupaten Konawe itu, yang melaksanakan kegiatan belajar di dalam ruangan kelas.
Setiap hari, mulai Senin hingga Sabtu, semua siswa-siswi SMPN 1 Wawonii Barat, dari kelas VII, VIII hingga IX, rutin masuk sekolah setiap pagi sampai menjelang siang. Aktifitas seperti ini, sudah dilakoni siswa dan siswi SMPN 1 Wawonii Barat, sejak tahun ajaran baru, tepatnya 1 Juli 2020.
Kasirun, S.Pd, kepala SMPN 1 Wawonii Barat mengatakan, sekolah yang dipimpinnya memang sudah lama menerapkan belajar tatap muka. “Kalau tidak salah mulai tahun ajaran baru 2020-2021 kita laksanakan (belajar tatap muka). Itupun sifatnya situasional,” katanya.
Artinya, jika di lingkungan sekolah dilaporkan ada kasus Covid-19, maka proses belajar tatap muka otomatis dihentikan. Kegiatan belajar dalam kelas, baru bisa dilaksanakan kembali setelah zero kasus Covid-19. Meski menggelar KBM tatap muka ditengah pandemi Covid-19, Kasirun bilang, pihaknya menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Guru dan siswa wajib memakai masker setiap ke sekolah.
Di depan pintu masuk utama lingkungan sekolah, Dia telah menyiapkan dua fasilitas cuci tangan lengkap dengan sabun cair. Guru, siswa dan siswa, wajib mencuci tangan sebelum masuk dalam lingkungan sekolah. Fasilitas ini, juga disiapkan di beberapa ruang kelas. Setelah mencuci tangan, siswa dan siswi diukur suhu tubuhnya.
Kasirun menugaskan dua guru, setiap hari. Pengajarnya itu, berbagi tugas. Satunya mengukur suhu tubuh siswi, satunya lagi khusus mengecek suhu tubuh siswa. Kasirun juga menerapkan jaga jarak, antar siswa dan siswi serta guru yang mengajar.
“Protokol kesehatan 3 M, selalu kami terapkan selama belajar tatap muka,” katanya. Selain menerapkan wajib masker, wajib cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir serta menjaga jarak (3M), pihaknya membatasi jam belajar tatap muka.
Kasirun bilang, selama pamdemi Covid-19, kegiatan belajar mengajar di ruang kelas hanya berlangsung satu jam, untuk setiap kelas. Jumlah siswa dan siswa di setiap kelas juga dibagi dua, dari jumlah normalnya. Di SMPN 1 Wawonii Barat, tercatat 13 ruang kelas. Rinciannya, kelas VII terbagi empat ruang kelas, kelas VIII ada lima kelas, serta kelas IX, empat kelas. Namun selama pandemi Covid-19, 13 ruang kelas itu, bertambah menjadi 13 lagi, karena masing-masing ruang kelas dibagi menjadi dua, sehingga totalnya menjadi 26 kelas. “Setiap kelas kami bagi dua, agar tidak padat selama proses belajar tatap muka. Ini juga menjadi bagian protokol kesehatan yakni menjaga jarak,” kata Kasirun.
Sementara untuk jam belajar, hanya berlangsung selama satu jam. Jadwalnya sudah diatur. Untuk delapan kelas tujuh, masuk jam 07.30 – 08.30 Wita, kelas delapan dari pukul 08.30 – 09.30 sementara kelas IX, waktu belajarnya mulai jam 09.30 – 10.30 Wita. “Ini berlaku setiap hari, selama enam hari waktu kerja,” ungkap Kasirun. (Ads/Adhi)
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagajarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan
#cucitangandengansabun
Pesan Redaksi:
Mari bersama-sama mencegah penyebaran Covid-19. Lenterasultra.com mengajak seluruh pembaca ikut mengkampanyekan protocol kesehatan di setiap aktifitas sehari-hari. Ingat pesan ibu, pakai masker, selalu mencuci tangan dan tetap menjaga jarak.