Penghasilan Minim, Pelaku Usaha Memilih Tutup

 

                                                                                                                                                            Ketua Asosiasi Rumah Makan, Karaoke dan PAM, Amran —Foto: Herlis—

 

KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Belum meredanya pandemi Covid-19 ikut berdampak lumpuhnya perekonomian sejumlah pelaku usaha di Kota Kendari. Usaha rumah makan dan kedai misalnya sebelum pandemi berlangsung mampu meraup penghasilan antara Rp 2 juta-3 juta setiap hari, namun saat ini penghasilannya terjun bebas.

“Selama pandemi penghasilan kami sangat minim. Rugi juga kalau kita buka, sementara pengunjungnya sepi. Jadi biar pemasukan Rp 200 ribu atau Rp 300 ribu susah sekali,”ujar, Elvera Alvani, pemilik Kedai Sulawesi kepada lenterasultra.com, Kamis (27/08/2020).

Dengan kondisi tersebut, wiraswasta kelahiran 1987 ini, memilih menutup usahanya dan mulai merintis usaha kecil-kecilan demi bertahan hidup dan menafkahi kedua anaknya.

Ketua Asosiasi Rumah Makan, tempat hiburan malam (THM) dan Pengamanan Masyarakat Swakarsa (PAM Swakarsa), Amran meminta kepada seluruh pelaku usaha di Kota Kendari yang terkena dampak Covid-19 berkoordinasi dengan dinas perizinan.

“Instansi tersebut tempatnya rekan-rekan berlindung, sebab semua kebijakan Pemkot Kendari terkait berbagai jenis usaha dikelola pihak swasta harus selalu berkoordinasi dengan mereka. Kita semua ini mitra dan harus saling melindungi,”ujarnya saat ditemu di salah satu hotel di Kendari, Kamis (27/08/2020).

Pihaknya juga meminta kepada Pemkot Kendari agar tetap melakukan pembinaan kepada setiap pelaku usaha yang memilih tetap beroperasi di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, setiap pelaku usaja tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah di syaratkan.

“Kalau diantara mereka belum menaati protokol kesehatan, sebaiknya dilakukan pembinaan. Jangan langsung di vonis bandel. Jadi turunkan petugas untuk lakukan sosialisasi dan pembinaan kepada pelaku usaha,”tambahnya.

 

Reporter: Herlis Omputo Sangia

Editor: M. Lukman

Covid-19