KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Kabupaten Muna Barat yang sebelumnya meraih prestasi karena menjadi satu-satunya wilayah yang mewakili Sulawesi Tenggara (Sultra) yang berhasil menangani Covid-19, kini dihadapkan dengan kondisi masyarakat yang tak patuh pada prokes bahkan tak mempercayai adanya virus tersebut. Akibatnya, dua warga Mubar berinisial D (23) dan IA (24) dari Desa Guali, Kecamatan Kusambi, terpapar virus asal Wuhan tersebut.
Satgas Penanganan Covid-19 Mubar, Rahman Saleh pun melakukan penjemputan. Ironisnya, ia dan tim medis yang bertugas justru mendapat perlakuan tak terpuji. Mereka justru dicaci maki dengan kata-kata kasar hingga disebut binatang dan mengada-ngada saja.
“Semenjak keluar itu hasil swabnya hari Sabtu, kita jagai sampai jam 23.00 Wita. Malahan dikasi lari itu anak-anak. Hari Minggu kita turun lagi, mereka tidak terima dengan penjelasan dari tim medis. Kita juga mendapat perlakuan yang tidak pantas. Dibilangkan anjing, babi, binatang, mempositif-positifkan orang, habiskan uang Covid-19 dan dibilangkan kurang ajar,” ujar Rahman Saleh.
Tak sampai di situ, saat hasil swabnya keluar, pihak keluarga dan korban juga dikarantina di rumah sakit dan memilih isolasi di rumah, dengan alasan kondisi pasien baik-baik saja. Namun, Rahman Saleh tidak menyetujui permintaan korban, sebab ia hawatir pasien tersebut tidak serius melakukan karantina dan melakukan kontak erat dengan masyarakat lainnya. Aturan pun tidak membenarkan hal itu.
“Mereka beranggapan anaknya itu tidak sakit. Mereka menuntut hasilnya itu disampaikan ke publik. Mereka menganggap positif swab itu dikarantina di rumah saja. Mereka menganggap korban sengaja di positifkan supaya kami ini banyak dapat uang,” ujarnya.
Rahman Saleh berharap, Pemda Mubar melalukan rapat kembali terkait tugas penanganan Covid-19 agar ada ketegasan bagi semua elemen masyarakat dan dapat bekerjasama dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Termaksud halnya kepolisian. Ia menginginkan saat penjemputan warga yang positif mendapat pengawalan langsung agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Makanya saya sampaikan kembali sama Pak Sekda agar peran dan tanggung jawab itu betul-betul dimaksimalkan. Jangan semata-mata kasian kita menjadi bermusuhan dengan masyarakat, seakan-akan mencarikan masalah masyarakat. Setiap ada kasus, tolong kami di back up dengan keamanan. Jangan dibiarkan sendiri,” tutupnya. (B)
Reporter: Herlis Omputo Sangia
Editor: Wulan