BOMBANA, LENTERASULTRA.COM- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI daerah pemilihan Sulawesi Tenggara (Sultra) Andi Nirwana Sebbu melakukan sosialisasi kebangsaan empat pilar MPR RI. Kegiatan ini dilaksanakan di Rumbia, ibukota Kabupaten Bombana, dan diikuti Pengurus Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di daerah itu, Senin (30/6/2020).
Senator asal Sultra ini dalam materi sosialisasinya menyampaikan bahwa, empat pilar MPR RI yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika harus tetap dijaga, dan diimplemantasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Anggota DPD RI dengan nomor B109 ini juga menekankan pentingnya tertanam empat pilar bangsa serta pengamalan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat.
Lebih lanjut, ia pun mengungkapkan jika Pancasila adalah harga mati sehingga tidak perlu dibahas lagi. “Lima sila dalam Pancasila sudah final. Tidak bisa diperas lagi dalam pemaknaan Trisila atau Ekasila. Ini juga menjadi pesan Ketua kami (Ketua DPD RI, La Nyala),” kata Andi Nirwana. Istri Bupati Bombana ini menambahkan, seluruh sila tersebut saling berurutan dari sila pertama hingga melahirkan tujuan hakiki bangsa ini di sila kelima. Andi Nirwana yang juga anggota MPR itu bilang, Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran agama, termasuk Islam, yang artinya bukan ancaman, dan justru komunisme menjadi ancaman sebenarnya bagi Pancasila.
Sosialisasi empat pilar bangsa yang digelar di posko utama Covid-19 Kabupaten Bombana ini di buka Bupati Bombana, Haji Tafdil dan menghadirkan pemateri dari Universitas Halu Oleo. “Yang pasti empat pilar menjadi harga mati dan tetap kokoh bagi bangsa dan negara, serta menjamin bangsa dan negara ini tetap aman, nyaman, sejahtera sehingga empat pilar harus terus manjadi darah daging bangsa Indonesia,” ungkap Tafdil saat menyampaikan sambutannya.
Sosialisasi empat pilar kebangsaan yang digelar Andi Nirwana dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Seperti tempat cuci tangan, hand sanitizer hingga tempat duduk antara peserta yang satu dengan yang lainnya tetap berjauhan. “Kami diberi maksimal 50 orang peserta sosialisasi. Dan di posko ini cukup memadai dan cukup steril untuk menggelar kegiatan ini,” ungkap Andi Nirwana.
Penulis : Adhi