Sambut Kedatangan TKA China, Perbatasan Kota Kendari Diblokir

 

Massa dari berbagai elemen menutup akses masuk menuju Kota Kendari —Foto Herlis—

KENDARI, LENTERASULTRA.COM-Gelombang aksi demonstrasi berbagai elemen menolak kehadiran Tenaga Kerja Asing (TKA) China di Sulawesi Tenggara benar-benar dilakukan. Aliansi massa tersebut dilakukan di beberapa titik seperti kantor Imigrasi, Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara, perbatasan Kota Kendari-Kabupaten Konawe Selatan serta bandara udara Haluoleo, Kendari. Bahkan akses jalan dari dan menuju bandara udara Halu Oleo Kendari, tepatnya di perbatasan Kota Kendari-Kabupaten Konawe Selatan di blokir massa.

Di perbatasan Kota Kendari-Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) misalnya, tiga elemen massa, yakni mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) serta organisasi kepemudaan Tamalaki menduduki lokasi tersebut. Mereka secara bergantian berorasi seraya membakar ban-ban bekas.

Lokasi lain menjadi sasaran aksi massa hari ini, Selasa (23/06/2020) kantor Imigrasi Kendari, simpang empat Kecamatan Ranomeeto-Landono serta Bandara Haluoleo Kendari. Gabungan massa dari Aliansi Pemuda Pelajar Sulawesi Tenggara (AP2-Sultra) dan Perkumpulan Masyarakat Tolaki (PMT) serta elemen mahasiswa berbagai perguruan tinggi tersebut kemudian bergerak menuju Bandara Udara Haluoleo Kendari sekitar pukul 12.40 Wita.

Aksi massa tersebut dilakukan sebagai jawaban atas “restu” diberikan kepada ratusan TKA China untuk masuk ke Sultra dari Gubernur  Provinsi Sulawesi Tenggara dan Ketua DPRD Sultra H Abdulrahman Saleh pekan lalu. Mereka menilai, izin masuk kepada TKA China di saat suasana masih pandemi Covid-19 belum saatnya dilakukan. Disamping masih adanya sejumlah persoalan yang perlu di klarifikasi terhadap kehadiran TKA China di Sultra seperti status sebagai tenaga ahli, penggunaan visa serta aturan lainnya.

Sesuai jadwal, Selasa (23/06/2020) seratusan lebih Tenaga Kerja Asing (TKA) China akan tiba di Sulawesi Tenggara. Namun jam berapa mereka mendarat serta menggunakan pesawat apa, hingga kini belum diperoleh imformasi.

Reporter: Herlis Omputo Sangia