“Hari ini kita buktikan ekspor pertanian kita tidak terhambat wabah Covid-19,” kata Syahrul saa Pelepasan Ekspor Komoditas Pertanian Indonesia
di Lembang, Selasa (16/6/2020).
Salah satu yang paling diminati adalah Kaktus atau anggota tumbuhan berbunga famili.
“Ada lagi yang lebih hebat. Tanaman hias yang digarap anak muda dilahan jadi sekarang sudah di ekspor sebanyak 80 hingga 200 juta, ”kata Syahrul.
Mengutip Asiatoday.id, ekspor kaktus dari Jawa Barat pada semester I tahun ini meningkat empat kali lipat atau naiknya sebesar 13,7 ribu batang dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 2,8 ribu batang. Tujuan ekspornya di Amerika, Kanada, Taiwan dan Korsel.
“Ini membuktikan kita mampu, kita bisa dan kita harus bangkit. Kami akan mendukung apa yang bisa kami lakukan bersama, ”tegas Gubernur Sulawesi Selatan itu.
Selain kaktus, Syahrul juga menyerahkan beberapa sertifikat fitosanitasi, pertanian asli Jawa Barat yang akan diekspor ke mancanegara dengan total nilai Rp15,4 miliar.
Bagi pemerintah, ekspor adalah negara kebanggaan, namun bagi masyarakat adalah berkah bagi petani dan membutuhkan agribisnis serta masyarakat sekitar yang hidup dari sektor itu.
“Seperti jeruk purut, dipasar domestik harganya sekitar 50 ribu per kilogram. Di Eropa harganya sekitar 130 ribu, ini kan bagus, ada nilai tambah lebih, apa lagi kalau bisa diolah, ”ungkap Syahrul
Selain melepaskan ekspor pertanian, Syahrul juga melakukan inspeksi dan kunjungan di rumah kemas serta rumah kaca milik PT. Momenta Agrikultura yang juga telah disertifikasi sebagai instalasi karantina tumbuh-tumbuhan.
“Ini sesuai program Kementan yaitu Cara Bertindak 4 (CB4) tentang pertanian modern atau pertanian modern. Contohnya, rumah kaca, rumah kaca, mulsa bentuk pertanian yang akan kita hadapi besok artinya kita tidak lagi bergantung dengan alam lagi, ”tuturnya.
Syahrul mengatakan, semua negara membutuhkan tanaman tropis sehingga saat ini komoditas pertanian masih bisa meminta karna komoditas seperti sayur, buah-buahan atau komoditas lain yang sangat dibutuhkan.
“Kita masih bisa mengekspor ke berbagai negara itu yang diperlukan komoditas kita dibutuhkan sayur, buah-buahan atau komoditas lainnya,” tambahnya.
Syahrul juga mengapresiasi sistem produksi dan pemasaran berskala menengah atau kemitraan pertanian yang telah menerapkan kelompok tani di wilayah Lembang. (ATN)