MUI Tetap Tolak Kehadiran TKA China di Sultra

 

Majelis Ulama Indonesia –ist—

KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Kendati Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) sudah memberikan ‘lampu hijau’ atas rencana kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China yang akan bekerja di dua perusahaan tambang, PT Virtue Dragon Nickel Industri (VDNI) dan PT Opsidian Stainless Steel (OSS), namun tidak demikian dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Tenggara.

Lembaga yang menaungi organisasi keislaman tersebut secara tegas tetap menolak kehadiran TKA China di masa pandemi Covid-19.

“Maklumatnya belum dicabut,” tegas Sekretaris MUI Sultra Dr. Supriyanto, MA melalui pesan singkatnya, Senin (15/06/2020).

Pernyataan tegas MUI Sultra tersebut menyikapi sikap ‘lunak’ Pemprov Sultra terkait rencana kedatangan ratusan TKA China yang sempat tertunda beberapa waktu lalu. Keputusan Pemprov Sultra itu diambil setelah melalui rapat koordinasi (Rakor) bidang ketenagakerjaan bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) Sultra, instansi/lembaga pemerintah, kampus hingga tokoh-tokoh masyarakat yang digelar di Rujab Gubernur Sultra, Jumat (12/06/2020).

Gubernur Ali Mazi pada kesempatan itu mengatakan, 500 TKA China yang didatangkan merupakan tenaga ahli yang akan bekerja di PT VDNI dan PT OSS untuk pembangunan smelter.

Para TKA dimaksud, kata politisi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) tersebut sudah memenuhi prosedur, mulai perizinan hingga protokol penanggulangan wabah Covid-19.

Lantas bagaimana dengan kehadiran sejumlah pengurus MUI Sultra di kegiatan Rakor tersebut? Supriyanto mengatakan, kehadiran sejumlah pengurus tidak mempresentasikan organisasi, tapi atas nama pribadi selaku tokoh masyarakat.

“Undangan resminya tidak ada. Kalau ada pasti ditembuskan ke saya. Saya sudah konfirmasi ke salah satu unsur pengurus, kehadirannya di Rakor tersebut atas undangan pribadi,”ujarnya.

Ungkapan senada disampaikan salah satu tokoh agama Sultra KH. Ryha Madi. Rais Syuriyah PWNU Sultra tersebut mengaku kehadirannya bersama sejumlah pimpinan ormas Islam maupun Ormas lainnya dalam kapasitas sebagai pribadi.

“Kita diundang atas nama pribadi-pribadi, tidak mewakili organisasi,”kata KH Ryha Madi.

Sebagaimana diketahui, MUI Sultra melalui maklumat bernomor 009/MUI-Sultra/V/2020 dikeluarkan tanggal 03/05/2020 secara tegas menolak kedatangan TKA China di Sultra di tengah Pandemi Covid-19.

Penolakan MUI Sultra cukup beralasan, sebab sudah dua bulan masyarakat merasakan dampak pandemi Covid-19, baik secara psikologis, ekonomi, sosial dan religius. Ratusan ribu masyarakat Sultra telah kehilangan pendapatan dan pekerjaan, masyarakat miskin tambah menderita kelaparan.

“Semua itu terjadi karena masyarakat menaati pemerintah pusat dan daerah agar tidak keluar rumah (stay at home), menjalankan social and physical distancing guna memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19,”bunyi maklumat tersebut.

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendesak pemerintah melarang Tenaga Kerja Asing (TKA) masuk ke Indonesia. Langkah ini penting demi memutus mata rantai penularan wabah coronavirus (Covid-19).

“Kita mendesak pemerintah untuk bersikap tegas dengan melarang tenaga kerja asing terutama yang dari China untuk masuk ke Indonesia, karena di tengah-tengah kita sedang berusaha dan berjuang memutus mata rantai penularan virus Corona yang sudah sangat banyak merugikan bangsa ini,” terang Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI Anwar Abbas melalui keterangan tertulisnya dikutip Asiatoday.id, Rabu (29/4/2020).

Anwar menyayangkan kebijakan pemerintah yang masih mengizinkan TKA masuk ke Indonesia ditengah pandemi.

Menurutnya, situasi ini tidak adil bagi warga Indonesia yang tengah berjuang memerangi wabah COVID-19 dengan melaksanakan pembatasan sosial berskala besar.

“Kehadiran TKA yang masih bebas keluar-masuk negeri ini tentu benar-benar telah menyakitkan hati kita sebagai bangsa, dan kalau hal ini terus berlanjut maka tentu akan membuat kepercayaan rakyat kepada pemerintah menjadi bermasalah dan hal itu tentu jelas tidak baik bagi kehidupan bangsa dan negara ini ke depannya,” imbuhnya.

MUI mengajak seluruh elemen masyarakat bersungguh-sungguh dalam melawan COVID-19. Caranya, dengan menerapkan protokol kesehatan, dari mencuci tangan, tetap di rumah, hingga menggunakan masker saat ke luar rumah.

“Karena dengan itulah kita harapkan insyaallah negeri kita akan bisa cepat keluar dari bencana dan malapetaka yang ada sehingga kehidupan masyarakat, kita harapkan akan cepat kembali pulih dan normal seperti semula,” katanya.

Selain itu, Anwar mengingatkan masyarakat meningkatkan perhatian kepada sesama, terutama tetangga. Sebab, tak sedikit masyarakat yang ekonominya terdampak akibat pandemi ini.

“Mari kita tingkatkan persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa dengan menghidup-suburkan sikap tolong-menolong yang selama ini sudah menjadi jati diri kita sebagai bangsa, dengan membantu saudara-saudara kita yang mengalami kesulitan dan kesusahan yang tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan pokoknya,” tandas Anwar. (ATN)

MUI