JAKARTA, LENTERASULTRA.COM Rektor UniversitasIslam Internasional Indonesia (UIII) Prof. Komaruddin Hidayat mengingatkan adanya ancaman lost generation (generasi yang hilang) akibat pandemi coronavirus (Covid-19) di Indonesia.
Pasalnya, saat ini guru, siswa dan orang tua dipaksa untuk bertemu dalam sebuah platform digital setelah pemerintah memutuskan meniadakan pembelajaran tatap muka di sekolah.
“Banyak guru, sekolah, dan orang tua yang belum siap, siswa jadi bingung. Sekarang ini ada wabah pandemi, problem stunting, ditambah lagi intrupsi pendidikan anak-anak,” kata Komarudin dalam konferensi virtual di acara Halal bi Halal PGRI pada Sabtu (6/6/2020).
“Kalau tidak kita cermati, awasi, kita akan ditimpa lost generation,” sambungnya.
Mengutip Asiatoday.id, Komaruddin kemudian menyontohkan banyak orang tua yang pesimistis dengan model pembelajaran daring, karena kurangnya perhatian guru dan ketidakberdayaan orang tua di rumah.
“Di rumah saya ada Pak RT mengatakan, jangankan ujian di rumah, ujian di sekolah saja pada nyontek, gimana ujian di rumah. Anak-anak masuk sekolah saja tidak pintar-pintar, apalagi sekolah di rumah,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Komaruddin juga menegaskan bahwa pendidikan tidak hanya sekadar mengejar skor indeks prestasi komulatif (IPK) maupun keterampilan belaka.
Lebih dari itu, dia memandang pendidikan harus menekankan nilai spiritualitas, patriotisme, dan nasionalisme yang berlandaskan nilai-nilai luhur yang agung, alih-alih etnis tertentu.
“Kalau pendidikan hanya mengejar keterampilan dan IPK saja, itu tidak cukup. Karena membangun pribadi bangsa dan negara harus ada suatu values (nilai, Red), ada believed system, identitas, patriotisme, nasionalisme,” pungkas mantan Rektor Universitas Islam Negeri Jakarta tersebut. (ATN)