Kematian Massal akibat Covid-19 Terjadi di Amerika, Sehari Tembus 2.000 Orang

 

Korban jiwa akibat Covid-19 terus terjadi di Amerika. —ist—

WASHINGTON -Korban jiwa akibat pandemi coronavirus (Covid-19) terus berjatuhan di Amerika Serikat.Negeri itu tercatat sebagai negara pertama yang mencatat angka kematian  lebih dari 2.000 dalam sehari, pada Jumat (10/4/2020). Berdasarkan data Universitas Johns Hopkins, angka kematian di Amerika mencapai 2.108 dalam kurun waktu 24 jam.

Masih dari data Johns Hopkins sebagaimana dikutip Asiatoday.id, per hari ini, Sabtu 11 April 2020, AS mencatat 18.693 kematian dan 28.837 pasien sembuh dari total 500 ribu lebih infeksi covid-19.

Kini, jumlah kematian akibat covid-19 di AS sudah hampir mendekati Italia yang kini berada di angka 18.849.

Dari total infeksi dan kematian di AS, sebagian besarnya terjadi di negara bagian New York.

Kamis kemarin, New York mencatat angka kematian harian tertinggi di angka 799. Meski mengkhawatirkan, Gubernur New York Andrew Cuomo menyebut bahwa angka pasien rawat inap terus menurun dalam beberapa hari terakhir.

“Tingkat rawat inap kami saat ini hanya sekitar 200. Ini adalah jumlah terendah sejak mimpi buruk kami dimulai,” kata Cuomo kepada wartawan, melansir AFP, Sabtu (11/4/2020).

Senin kemarin, Cuomo memperpanjang penutupan sejumlah sekolah dan tempat usaha yang tidak penting di seluruh negara bagian hingga 29 April mendatang.

Cuomo memperingatkan kemungkinan terjadinya gelombang infeksi kedua, sehingga masih terlalu dini untuk mengatakan kapan New York akan kembali dibuka.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan sejumlah negara untuk tidak terlalu dini mencabut sejumlah pembatasan dan penutupan wilayah (lockdown).

WHO khawatir covid-19 dapat kembali bangkit jika lockdown dicabut di sejumlah negara yang menunjukkan tren penurunan jumlah infeksi dan kematian.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyarankan sejumlah negara untuk berhati-hati jika hendak melonggarkan atau mencabut lockdown meski pertimbangannya adalah dampak perekonomian.

Italia dan Spanyol, dua negara terparah dilanda covid-19 di Eropa, telah melonggarkan beberapa pembatasan namun tetap memberlakukan lockdown.

“Mencabut pembatasan terlalu cepat dapat berujung pada kebangkitan (covid-19),” ungkap Tedros.

“Penurunan jumlah kasus sama berbahayanya dengan peningkatan jumlah kasus jika tidak ditangani dengan baik,” tandasnya. (ATN)

Covid-19 di Amerika