Cegah Penyebaran Corona, Pawai Ogoh-ogoh Jelang Nyepi Dibatalkan

 

Dua patung Ogoh-ogoh batal diarak dalam pawai keliling Ngkaring-ngkaring, Kota Baubau, Selasa (24/3/2020) jelang Hari Nyepi. Pembatalan tersebut menyusul instruksi Pemerintah RI untuk tidak menggelar ritus keagamaan dalam situasi berkumpul dan mengundang keramaian, mencegah persebaran Virus Covid-19.

BAUBAU, LENTERASULTRA.COM – Warga Hindu Bali di Kelurahan Ngkaring-ngkaring, kl
Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (24/3/2020) membatalkan pawai Ogoh-ogoh jelang Hari Nyepi. Hal ini dilakukan untuk mencegah persebaran virus Covid-19.

Suasana lengang tanpa aktivitas masyarakat terlihat sehari jelang Nyepi yang akan digelar pada Rabu (25/3/2020) besok. Warga lebih memilih tidak keluar rumah dan sebagian lain hanya menjalani ibadah di tempat peribadatan halaman rumah masing-masing.

Dua patung yang telah disiapkan sebelumnya batal untuk diarak dalam pawai Ogoh-ogoh raksasa. Pembatalan tersebut terpaksa dilakukan agar warga tidak berkumpul, mencegah persebaran virus Covid-19. Warga diimbau untuk tidak keluar rumah dan berkumpul menjalankan ritual keagamaan, sesuai instruksi presiden RI, Jokowi.

“Ogoh-ogoh sengaja kami tidak lakukan sesuai imbauan dari pemerintah pusat, imbauan presiden Jokowi. Beliau berpesan untuk meniadakan yang bersifat mengundang massa banyak” kata tokoh Pemuda Panitia Pelaksana Ogoh-ogoh, Wayan Suhardika.

“Ogoh-ogoh kami tunda atas alasan Virus Corona” tegasnya.

Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala mempresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.

Dalam fungsi utamanya, Ogoh-ogoh dibuat menjelang Hari Nyepi dan diarak beramai-ramai keliling desa pada senja hari pengrupukan, sehari sebelum Hari Nyepi. (B/P9)

Editor: Fiyy

Covid-19Kota BaubauPawai ogoh-ogohSultra