JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah menjajaki sejumlah peluang kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri yang masuk dalam Quacquarelli Symonds (QS) World University Ranking.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim pun segera membentuk tim khusus untuk mengelola peluang kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri tersebut.
Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Kemendikbud Paristiyanti Nurwadani mengungkapkan, sejauh ini ada 30 perguruan tinggi yang menyatakan minat ingin kerja sama.
“Peluang ini sedang dibahas dan Menteri akan membuat tim untuk menentukan dan memfasilitasi kampus mana saja yang akan diprioritaskan,” jelas Paristiyanti dalam keterangan tertulis dikutip Asiatoday.id, Selasa (18/2/2020).
Menurut Paristiyanti, sebanyak 30 perguruan tinggi luar negeri tersebut tidak semuanya langsung ke Kemendikbud. Namun ada beberapa dari tawaran kerja sama tersebut masuk langsung melalui perguruan tinggi.
“PTNBH (Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum) kan banyak yang mengajak kolaborasi. Kredit transfer, penelitian dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pengabdian masyarakat,” jelasnya.
Dikatakan, dalam kerja sama ini tidak ada pemaksaan. Kemendikbud, kata Paristiyanti, hanya ingin memfasilitasi kampus yang ingin kerja sama.
“Kemendikbud sifatnya hanya fasilitasi kolaborasi dengan perguruan tinggi yang berminat, tidak memaksa. Yang berminat silakan,” imbuhnya.
Terbaru, Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Monash University. Nantinya kampus dari Australia itu akan menaungi mahasiswa di jenjang doktoral dan magister.
Namun bagaimana strukturnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) masih belum mengetahui lebih lanjut. Nadiem hanya mengetahui program S2 dan S3 yang dibuka Monash dapat membantu Universitas di Indonesia dalam merintis berbagai macam riset partnership. (AT Network)