Jepang Minta Indonesia Ekspor 1.000 Ton Ikan Tuna

 

Ikan Tuna sirip biru salah satu hasil perikanan Indonesia yang digemari pasar Vietnam. —ist–

JAKARTA, LENTERASULTRA.COM– Permintaan terhadap hasil Perikanan Indonesia terus berdatangan dari berbagai negara. Salah satu negara yang paling agresif adalah Jepang.

Secara statistik, Jepang memang masih mendominasi sebagai negara tujuan ekspor hasil perikanan Indonesia disusul Vietnam, China, dan Taiwan.

Menurut Direktur Utama Perum Perikanan Indonesia Farida Mokodompit, Jepang bahkan melipatgandakan permintaan untuk ekspor ikan tuna.

“Jepang sedang meminta ke kami tahun ini untuk ekspor sebanyak 1.000 ton ikan tuna, itu hanya dari satu buyer,” ujar Farida dalam keterangannya dikutip Asia Today.id, Jumat (7/2/2020).

Farida menjelaskan, dengan meningkatnya permintaan hasil perikanan, Perum Perindo berharap bisa menjadi salah satu penopang sektor perikanan Indonesia guna memenuhi tingginya permintaan pasar ekspor.

Hal ini penting, sebab Perum Perindo harus menjaga stabilitas harga, sekaligus menyerap ikan dari hasil produksi para nelayan.

“Harapan kita, ketika panen berlimpah maka harga komoditas tersebut tidak turun. Jadi ada nilai tambah yang kami berikan kepada para nelayan dan industri,” jelas Farida.

Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Perum Perindo mengemban misi sosial dan profit oriented.

“Sehingga ketika para nelayan tidak dapat menjual hasil produksi mereka karena terkendala harga atau tidak ada transportasi, kami bisa hadir, bahkan kami diminta untuk membeli. Jadi kami harus bisa beli dan jual,” katanya.

Untuk itu kata Farida, pihaknya berharap pemerintah dapat membantu dalam hal permodalan hingga dukungan regulasi agar misi sosial dan profit oriented yang dipegang Perum Perindo dapat diwujudkan.

Pada tahun ini Perindo menargetkan produksi ikan dan hasil laut sebanyak 28.500 ton. Angka ini baru 0,25 persen dari target produksi nasional sebanyak 15,44 juta ton. Target produksi 28.500 ton ini terdiri dari target perdagangan ikan dan hasil laut sebanyak 25.003 ton, tangkapan 2.013 ton, dan budidaya 1.484 ton.

“Sebanyak 25.000 ton produksi untuk  perdagangan lokal dan sekitar 3000 ton di ekspor,” tandasnya. (ATN)