JAKARTA – Pemerintah Iran tengah menjajaki kerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang, termasuk bidang pertahanan.
Dalam rangka itu, Dubes Iran untuk Indonesia Mohammad Azad proaktif membangun komunikasi dengan pemerintah Indonesia, termasuk akan bertemu dengan Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto.
“Iran memiliki pengalaman yang baik di bidang pertahanan. Jika Indonesia tertarik tentu kami bisa bekerja sama dengan Indonesia,” terang Azad, saat dihubungi, Rabu (22/01/2020).
Dikutip dari Asia Today.id, Azad menuturkan, ia tengah berupaya menemui Prabowo Subianto untuk membuka pembicaraan kerja sama kedua negara.
“Kami masih menunggu jadwal pertemuan dengan Bapak Prabowo tentunya,” jelas Azad.
Sebelumnya, Azad telah menemui Menteri koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD. Kedua membahas rencana kerja sama di sejumlah bidang.
“Iran dan Indonesia telah memulai hubungan diplomatik sejak 1950. Pada 2020 kami akan merayakan 70 tahun hubungan diplomatik dan tentu ingin meningkatkan kerja sama kami dengan Indonesia di berbagai dimensi,” papar Azad.
Azad juga menceritakan hubungan Iran dan Amerika Serikat kepada Mahfud. Azad menyebut Iran ditekan secara perekonomian.
Dia menyebut negaranya tak pernah ingin atau memulai perang. Iran mengupayakan dialog serta langkah-langkah perdamaian. Meski, ketegangan di Iran masih menyelimuti negeri itu.
“Kami siap mengadakan sebuah forum dialog namanya Teheran Dialog. Forum yang mengajak kerja sama seluruh negara negara kawasan untuk memelihara keamanan dan perdamaian,” ujar Azad.
Azad juga mengundang Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Iran dalam rangka memperkuat hubungan diplomatik antarkedua negara.
“Karena kurang lebih lima bulan lalu Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif telah berkunjung ke Indonesia,” ujar Azad.
Javad Zarif menemui Retno pada 9 September 2019. Dalam pertemuan tersebut kedua menteri berbicara banyak mengenai masalah Timur Tengah. Indonesia menyampaikan komitmen mengenai prinsip-prinsip upaya perdamaian di Timur Tengah.
Javad mengafirmasi pentingnya opsi dialog sebagai cara buat menyelesaikan persoalan di kawasan Timur Tengah dan Teluk Persia. Kerja sama inklusif dan dialog mampu mewujudkan keamanan. (ATN)