JAKARTA, LENTERASULTRA.COM– Duta Besar Republik Indonesia untuk China merangkap Mongolia Djauhari Oratmangun membeberkan pencapaian diplomasi ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2019.
Menurut Dubes Djauhari, diplomasi selama ini fokus pada penguatan kerja sama ekonomi, yakni peningkatan perdagangan bilateral antara Indonesia-China dan mendorong investasi serta pariwisata Indonesia di Negeri Tirai Bambu yang merupakan sumber wisatawan asing terbesar saat ini.
Dikatakan, diplomasi ekonomi Indonesia selama 2019 di Beijing berhasil meningkatkan nilai investasi inbound 81,3 persen dan nilai perdagangan kedua negara, dan sekaligus mempersempit defisit perdagangan Indonesia terhadap China.
“Indonesia berhasil mendorong peningkatan ekspor sejumlah komoditas unggulan yang menjadi prioritas perdagangan luar negeri Indonesia, seperti sawit, buah-buahan, kopi, perikanan, rumput laut, sarang burung walet, batubara,” kata Djauhari melalui keterangan tertulisnya dikutip Asia Today.id, Sabtu (18/01/2020).
Sesuai data Pabeanan China, Indonesia menempati urutan ke-15 negara pengekspor terbesar ke negara itu. Selama Januari–November 2019, nilai ekspor Indonesia ke ekonomi terbesar kedua di dunia itu USD31,4 miliar.
Sementara itu, total impor Indonesia dari China pada periode yang sama USD41 miliar. Dengan demikian, Indonesia defisit USD9,6 miliar.
Terkait investasi, sesuai data BKPM hingga kuartal III/2019, sebanyak 1.888 proyek investasi dari China direalisasikan di Indonesia dengan nilai USD3,3 miliar atau melesat 81,3 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya (jumlah proyek 1.059 dengan nilai USD1,8 miliar). Nilai hingga kuartal III/2019 bahkan melebihi realisasi investasi 2018 yang senilai USD2,4 miliar.
Selain itu, terdapat 23 perjanjian kerja sama dalam pengembangan 4 koridor ekonomi.
KBRI Beijing telah memfasilitasi pengenalan teknologi, seperti 5G, artificial intelligence, blockchain, internet of things, dengan raksasa teknologi, seperti Alibaba dan Huawei.
Pembukaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Beijing diharapkan dapat memberi masukan dalam upaya pengembangan ekonomi dan keuangan China, khususnya yang berdampak bagi Indonesia.
Promosi pariwisata tahun lalu fokus pada pengenalan lima destinasi wisata super prioritas. Kondisi ekonomi global dinilai berpengaruh pada industri pariwisata. Wisatawan China yang datang ke Indonesia sebanyk 1,8 juta orang. (AT Network)