JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mengumumkan, wabah Pneumonia yang diduga bersumber dari virus corona baru serupa virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) di kota Wuhan, China, kembali menelan korban jiwa.
Seorang pria berusia 69 tahun dilaporkan meninggal dunia pada Rabu (15/1/2020) di sebuah rumah sakit di Wuhan setelah selama dua pekan menderita penyakit yang berkembang menjadi disfungsi multi organ.
Virus corona (coronavirus) baru telah menarik perhatian dunia internasional karena kemiripannya dengan virus yang memicu Sindrom Pernapasan Akut Parah, atau SARS, 17 tahun yang lalu.
Berbeda dengan SARS, virus baru itu tampaknya tidak menyebar dengan mudah di antara orang-orang. Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (16/1/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO menyatakan masih banyak hal yang harus dipahami tentang virus baru yang pertama kali diidentifikasi di China awal bulan ini.
“Tidak cukup yang diketahui tentang 2019-nCoV untuk menarik kesimpulan pasti tentang bagaimana penyakit itu ditularkan, gambaran klinis penyakit, atau sejauh mana penyakit itu menyebar. Sumbernya juga belum diketahui,” jelas WHO melansir Bloomberg seperti di kutip Asia Today. id, Jumat (17/01/2020).
Otoritas kesehatan kota di Wuhan, sebuah kota berpenduduk 11 juta orang, telah melaporkan 41 kasus Pneumonia yang disebabkan oleh virus 2019-nCoV.
Dua belas pasien telah dipulangkan dari rumah sakit, lima pasien tengah menjalani perawatan karena penyakit parah, dan dua orang meninggal dunia. Sisanya dirawat di bangsal isolasi di rumah sakit di sekitar kota itu.
Kasus kematian pertama di Wuhan akibat virus ini terjadi pada seorang laki-laki berusia 61 tahun pada Sabtu (11/1/2020).
Menurut WHO, virus corona adalah keluarga virus yang menyebabkan serangkaian penyakit mulai dari flu biasa hingga SARS. Beberapa menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah, beberapa lebih parah. Beberapa bertransmisi dengan mudah, sementara yang lain tidak.
Indonesia Waspada
Sejak mewabah di China, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pun meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah penyebaran wabah tersebut.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Kemenkes RI dr. Anung Sugihantono meminta agar masyarakat tidak turut menjadi panik. Sebab, ada antisipasi yang dilakukan oleh Kemenkes.
Bagi masyarakat Indonesia yang hendak bepergian ke wilayah-wilayah di China, wajib memerhatikan perkembangan penyebaran penyakit pneumonia di wilayah tersebut. Kemudian, selama di China baiknya menghindari berkunjung ke pasar ikan atau tempat penjualan hewan hidup.
“Jika selama perjalanan di China merasa berinteraksi dengan orang-orang dengan gejala demam, batuk, dan sukar bernafas atau jatuh sakit dengan gejala yang sama, agar segera
berobat ke fasilitas kesehatan terdekat,” ujar dr. Anung di Jakarta.
Ia juga mengimbau agar masyarakat yang kembali ke Indonesia waspada diri jika berinteraksi dengan orang lain yang menunjukkan gejala umum pneumonia. Di antaranya, demam, batuk, dan sukar bernafas.
“Agar segera berobat ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut,” paparnya.
Pencegahan pun sangat perlu dilakukan, yakni dengan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat. Rutinlah menerapkannya setiap hari dan berkelanjutan. Makanlah makanan bergizi dengan menu seimbang.
“Cukupkan asupan buah dan sayur. Melakukan aktivitas fisik selama 30 menit per hari, cukup istirahat, dan segera berobat jika sakit,” imbaunya. (ATN)