Empat Tahun Beroperasi, Kapal  Cantika Stop Layani Rute Bombana-Baubau

 

Mv Express Bahari Salah satu kapal cepat milik PT. Pelayaran Dharma Indah, yang beroperasi di lintasan Kendari-Raha-Baubau. Kapal dengan model dan jenis serupa juga pernah beroperasi di rute Kasipute-Kabaena-Baubau, namun sejak beberapa bulan lalu sudah berhenti beroperasi di lintasan tersebut -Foto Sri

BOMBANA, LENTERASULTRA.COM- Masyarakat yang kerap bolak balik dari Bombana menuju Baubau atau sebaliknya, tidak bisa lagi menikmati pelayaran kapal cepat MV Cantika. Pasalnya, setelah empat tahun beroperasi, kapal viber milik PT. Pelayaran Dharma Indah itu, resmi berhenti melayani penumpang di lintasan Kasipute-Kabaena-Baubau.

Kapal cepat Cantika stop berlayar di rute tersebut ternyata sudah berlangsung lama. Kata pimpinan PT. Pelayaran Dharma Indah, Jhony De Quelju, MV Cantika sudah berhenti beroperasi sejak empat bulan lalu. Penyebabnya sambung Siong, sapaan akrab Jhony De Quelju, selama kurang lebih empat tahun beroperasi di lintasan tersebut, perusahaannya mengalami kerugian.

“Adoh, penumpang cuma 30 sampe 40 orang. Tiap hari kami rugi 50 sampe 100 juta,” kata Siong, kepada wartawan lenterasultra.com saat dihubungi via ponselnya, Kamis (9/1/2020). Pemilik kapal cepat yang beroperasi di lintasan Kendari-Raha-Baubau ini menambahkan, pihaknya bisa mempertimbangkan untuk beroperasi kembali di rute tersebut, jika pemerintah daerah setempat, memberikan subsidi seat terhadap kapalnya yang akan di operasikan nanti.

Pengusaha kapal cepat dan kapal roll on-roll off (Ro-ro) ini menambahkan, selama empat tahun beroperasi di rute Kasipute-Kabaena-Baubau, pihaknya mengoperasikan dua kapal berbeda. Diawal beroperasi di lintasan tersebut 2015 lalu, PT. Pelayaran Dharma Indah mengoperasikan MV. Cantika Anugerah dengan kapasitas 350 seat. Setelah itu, perusahaannya mengganti kapal yang lebih kecil yakni MV. Bahari 9 B. Jumlah seat di kapal kedua ini yakni 270.

Namun pergantian kapal ini ternyata tidak membawa perubahan. Selama beroperasi, perusahaannya bukannya untung malah terus menerus mengalami kerugian. Bahkan kapal yang dioperasikan tidak mampu menutupi biaya operasional. “Sekali perjalanan, kami menggunakan minyak (Solar) sekitar 6 ton. Kalau 30 sampe 40 penumpang setiap hari, mana cukup,” ungkap Siong.

Penulis : Adhi

BaubauBerita BombanaKabaenakapal cepat berhenti beroperasiKasipute