KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Selain melaksanakan fungsinya dalam pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai, kini Kantor Bea Cukai Kendari juga giat mendorong peningkatan ekspor di Sultra. Hal itu dilaksanakan dengan mengadakan Klinik Ekpsor.
Seperti diungkapkan Kepala Kantor Bea Cukai Kendari, Denny Benhard Parulian, saat ini masih banyak pelaku usaha yang belum mengetahui hal-hal terkait ekspor atau melihat ekspor sebagai hal yang rumit.
Tercatat, di tahun 2019, nilai ekspor Sultra sebesar 76,6 metriks ton dengan nilai ekpsor US$1,56. Komoditas ekspor tertinggi didominasi nikel ore, ferronikel, octopus, shrimp, kepiting, dan cacao butter. Namun potensi ekspor ini diperkirakan baru 50 persen, dalam arti masih banyak potensial ekspor lainnya.
“Banyak pelaku usaha ini ingin konsultasi tapi ragu atau merasa ekspor mengerikan karena birokrasi sulit,” ujarnya.
Namun dengan adanya Klinik Ekspor, segara hal yang rumit bisa dipangkas di klinik tersebut. Bahkan ia memastikan apapun keluhannya, pengusaha bisa bisa mendapatkan solusinya hingga tuntas.
“Segala hal yang menjadi permasalahan ekspor dapat dikonsultasikan di Klinik Ekspor. Misalnya saja pengemasan, dokumen,” imbuhnya.
Meskipun saat ini klinik tersebut belum tersentral, namun konsultasi bisa dilaksanakan di mana saja. Karena tim Klinik Ekspor ini terdiri atas Pemda yakni kepala dinas dan sektornya. Selain itu instansi vertikal seperti Be dan Cukai, Kantor Karantina, Pelindo, dan Bandara.
Di semua kantor dan instansi di situ, misal ke Bea Cukai kami akan mengundang tim yang lain. Begitu pun jika ke Karantina, nanti tim mereka yang akan mengundang kami,” paparnya di hadapan sejumlah awak media, Kamis (19/12/2019).
Penulis: Wulan