BUTENG, LENTERASULTRA.COM- Bupati Buton Tengah Samahuddin dan Wakilnya Kapten Purnawirawan (Purn) TNI La Ntau perlahan-lahan membenahi wilayah otoritanya. Jika ditahun pertama dan kedua pemerintahannya sukses menertibkan tata kelola keuangan dan aset di pemerintahannya, maka memasuki tahun ketiga kepemimpinan mereka, “SamaTau” -jargon Samahuddin-La Ntau- pasangan pemimpin di “negeri seribu goa” itu melanjutkan penataan birokrasinya.
Diawali dengan melantik Sekretaris Daerah (Sekda) Buteng, H. Konstantinus Bukide, “jenderal” Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terpilih melalui hasil seleksi terbuka. Kemudian melaksanakan lelang jabatan sejumlah Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP) yang kosong hingga menerapkan disiplin berkantor bagi seluruh abdi negara, baik yang berstatus honorer maupun yang pegawai tetap yang sudah mengantongi nomor induk pegawai (NIP).
Sekda Buteng, Haji Konstantinus Bukide mengatakan, masalah kedisiplinan pegawai di Buton Tengah memang menjadi masalah. Namun begitu Bupati Buteng Samahuddin mengamanahkan dirinya sebagai Sekda, persoalan ini menjadi perhatian utamanya, begitu dia resmi dilantik. “Makanya begitu saya masuk, saya langsung menerapkan apel pagi dan apel sore kepada seluruh pegawai termasuk honorer,” kata Konstantinus Bukide, di ruang kerjanya, Kamis (5/12/2019).
Termasuk di Puskesmas, Rumah Sakit , OPD dan guru-guru di sekolah. Apel pagi dan sore ini wajib dilakukan. Namun pegawai di instansi tersebut tidak perlu ke kantor Bupati untuk mengikuti apel. Mereka wajib mengikuti apel di halaman kantor masing-masing. Meski diberi keringanan seperti itu, para pegawai kesehatan, OPD dan Guru yang ikut apel, diharuskan mendokumentasikan pelaksanaan apel pagi dan sore hari. Setelah itu, hasil jepretan kegiatan apel itu, dikirim di grup aplikasi whatsApp Setda.
“Dari Wa (whatsApp) saya bisa pantau siapa PNS atau honorer yang tidak apel. Jadi akan ketahuan siapa pegawai yang malas ikut apel setiap hari,” katanya. Mantan Kabag Hukum Pemkot Baubau ini menambahkan, dirinya tidak main-main menerapkan kedisiplinan pegawai di Buteng. Sebab, sebelum hal itu diberlakukan kepada bawahannya, dia sebagai pimpinan PNS di Buteng harus lebih dulu memberikan contoh sebelum menerapkannya.
Konstantinus bilang, untuk urusan apel misanya, dia juga wajib mengikuti hal itu. Bahkan sejak wajib apel itu diberlakukan sekitar dua bulan lalu, Sekda mengaku menjadi salah satu PNS di Buteng yang pertama datang dan paling terakhir pulang. Penerapan apel pagi dan siang ini dinikmati hasilnya. PNS Buteng mulai banyak perubahan. “Biasanya sesukanya PNS mau apel atau tidak. Sekarang, Alhamdulillah sudah berubah, PNS dan honorer sudah rajin apel pagi maupun sore,” sambungnya.
Begitu juga dengan keluhan banyaknya PNS Buteng yang bolak balik ke dari Baubau ke Lakudo, pusat perkantoran Buteng. Sekda mengatakan sebelum dirinya menerapkan aturan kepada PNS nya untuk menetap di Buteng, dia sudah memberikan contoh kepada bawahannya.
Pengakuan Konstantins, sejak dilantik jadi Sekda, ia sudah memutuskan tidak lagi bolak balik ke Baubau, dan memilih menetap di Lakudo. “Saya sudah memberi contoh kepada PNS dengan menetap di Lakudo. Jadi suatu saat nanti, saya juga akan menerapkan aturan ini. Hal ini juga sebagai efektifitas dan efisiensi anggaran bagi seluruh PNS yang bekerja di Buteng,” ungkapnya. (Adv)