JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Anggota DPD RI, Wa Ode Rabia Al Adawia Ridwan menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) 2019. Ia terlihat mengenakan pakaian adat asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara dalam acara tersebut.
Pada atasannya, ia menggunakan baju berlengan pendek dan berlengan panjang berwarna putih yang digunakan secara bersamaan. Detail pernak pernik sejenis mote berwarna merah, gold dan hijau di baju pun memberikan nilai tambah.
Selain itu, ia juga terlihat memakai aksesoris yang terbuat dari logam di tangan kanan dan kiri. Sedangkan pada bagian kepala, ia menggunakan panto. Ia tampak begitu anggun menggunakan pakaian adat asal suku Muna tersebut.
Rabia menjelaskan, seluruh pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I diharuskan mengenakan pakaian adat masing-masing daerahnya pada acara penutupan ini. Hal ini dalam rangka memperkenalkan baju adat daerahnya masing-masing di kancah nasional
“Acara ini sekaligus kesempatan bagi saya memperkenalkan pakaian adat yang ada di daerah Sulawesi Tenggara”, tutur Rabia di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Sabtu, (21/11/2019).
Selain itu, pengenaan pakaian adat Ini sebagai salah satu bentuk usaha generasi muda AMPI dalam melestarikan dan mengangkat budaya yang ada di daerah masing-masing.
“Untuk itu, pemerintah dan masyarakat juga wajib untuk kembali melestarikan budaya yang ada di daerah, salah satunya dengan mengenakan pakaian adat,” ucap Senator muda Sultra ini.
Lebih lanjut pinpinan BKSP DPD RI ini mengatakan, pengenaan pakaian adat ini juga untuk memperkenalkan kepada generasi-generasi muda bahwa pakaian adat harus tetap dilestarikan. Sebab, kalau bukan kita siapa lagi yang akan melestarikannya.
“Generasi muda jangan sampai mengabaikan budaya dan pakaian adat yang ada. Ini harus tetap dijaga dan dilestarikan,” kata Rabia.
Rabia meyakini, baju adat istiadat dapat mengangkat perekonomian masyarakat melalui program UMKM. Apalagi, jika produk tersebut ditawarkan kepada para Wisman.
“Ini juga untuk mengangkat perekonomian masyarakat di sektor UMKM karena para pengrajin pakaian adat pasti dibanjiri pesanan,” ungkap Rabia.
Politisi Muda Sultra ini mengatakan, bahwa di Sulawesi Tenggara tidak hanya memiliki beberapa keragaman budaya dan pakaian adat yang khas dan unik. Tetapi, memiliki beberapa makanan khas yang unik dan lezat juga.
“Seperti lapa-lapa, kabuto, kambewe, sinonggi, sate gogos pokea, dan masih banyak lagi yang lainnya”, ucap Rabia.
Rabia mengatakan, bukan hanya adat istiadat dan budaya dari Sulawesi Tenggara yang harus dijaga, tetapi juga yang berasal dari seluruh nusantara ini, wajib dijaga, dilestarikan dan dikembangkan, sehingga tidak sirna oleh perkembangan zaman dan teknologi.
“Karena ini adalah identitas Bangsa Indonesia yang perlu dijaga bersama”, tutup Rabia.