Desak Penuntasan Kasus Randi-Yusuf, Warga Harap Jangan Anarkis

 

Suasana demo mahasiswa di Mapolda Sultra, Kamis, (17/10/2019). (MITA/LENTERASULTRA.COM)

Kendari – Sejak meninggalnya dua mahasiswa UHO, Randi dan Yusuf saat aksi unjuk rasa di DPRD Sultra sebulan yang lalu hingga saat ini ratusan mahasiswa terus menyuarakan penuntasan kasus tersebut. Ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di Kendari terus melakukan aksi unjuk rasa di Mapolda Sultra.

Pantauan lenterasultra.com, beberapa aksi yang dilakukan mahasiswa akhir-akhir ini memang anarkis bahkan di sekitar lokasi unjuk rasa pada Mapolda Sultra dan Kantor BPS pada 28 Oktober lalu ditemukan bungkusan berisi tinja.

Aksi-aksi yang dilakukan mahasiswa ini ternyata mendapat respon dari warga. Salah seorang pedagang yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan jika akibat aksi tersebut tidak jarang jika ia harus menutup kiosnya. Bahkan, ia juga kadang hanya membuka setengah kiosnya.

“Takut kadang karena kios saya tidak jauh dari Polda. Apalagi kalau sudah ada bakar ban atau pemblokiran jalan,” ujarnya.

Sementara itu, D inisial salah seorang pedagang di seputaran JL. MT Haryono mengaku jika harus merugi dengan adanya aksi unjuk rasa.

“Hanya kalau dari segi pedagang sangat dirugikan karena banyak hoax yang bilang kalo di pasar baru yang kacau jadi banyak orang yang tidak lewat pasar baru dan jadilah warung sepi,” ujarnya.

Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh mahasiswa juga biasa berujung pada pemblokiran jalan. Hal ini menyebabkan para pengguna jalan yang biasa melintas dari arah pasar baru menuju andonouhu dan sebaliknya harus memutar melalui jembatan triping.

Hal ini diungkapkan Murni (18) yang bekerja di sekitar jalan Abdullah Silondae namun ia tinggal di Kambu. Menurutnya, selama aksi unjuk rasa ia terpaksa harus memutar lebih jauh melewati jembatan triping.

“Takut kalau pulang dipalang jalannya, jadi cari aman saja. Tidak apa-apa memutar,” katanya.

Ia pun berharap agar aksi yang dilakukan oleh mahasiswa tidak dengan pemblokiran jalan atau anarkis. Ia mengapresiasi atas perjuangan yang dilakukan demi menuntut keadilan bagi dua rekannya yang meninggal. Namun, sebagai seorang yang intelek tentunya memiliki cara sendiri.

“Kalau bisa jangan ada pemblokiran jalan, karena kita yang mau beraktivitas jadi terganggu. Kadang merasa was-was juga,” harapnya.

Harapan yang sama juga sempat disampaikan ibu dari almarhum Yusuf Kardawi, Endang Yulida, kepada mahasiswa yang hingga saat ini terus menuntut keadilan untuk anaknya.

“Saya mohon dengan sangat kepada adik-adik mahasiswa dalam bersuara unjuk rasa dengan cara damai dengan cara tidak bertindak anarkis sampai harus ada korban lagi meskipun hanya luka-luka, tapi cukup anak kami. Jangan ada lagi ibu-ibu yang lain yang merasakan sakit kehilangan anak seperti saya. Saya mohon kepada mahasiswa yang lain bersuaralah dengan keras dan lantang asal jangan yang namanya anarkis,” harapnya.

Penulis: Fiyy

Kasus Randi-yusufMapolda Sultra