KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Demo berdarah yang menewaskan dua mahasiswa Universitas Halu Oleo, Randy (21) dan Muhammad Yusuf Kardawi (19), membuat sejumlah pejabat Polda Sultra lengser dari jabatannya. Diawali dengan pencopotan Kapolda Brigjen Iriyanto, Jumat (27/9/2019) atau sehari setelah peristiwa naas itu. Sepekan kemudian tepatnya Sabtu (5/10/2019), giliran Kasat Reskrim Polresta Kendari AKP Diki Kurniawan.
Senin (7/10/2019) giliran Kapolresta Kendari, AKBP Jemy Junaidi yang dicopot dari jabatannya. Kapolres hengkang dari posisinya, 11 hari pasca demo berdarah serta sepekan setelah Brigjen Merdisyam, menjabat sebagai Kapolda Sultra.
AKBP Jemi Junaidi dicopot
berdasarkan Surat Telegram Nomor : ST/2657/X/KEP./2019 tgl 7-10-2019. Mantan Kapolsek Mandonga ini dimutasi sebagai Kabagdalpers ROSDM Polda Kalteng. Kumudian posisi Jemi digantikan Kapolres Wakatobi, AKBP Didik Erfianto.
Terkait rotasi jabatan tersebut dibenarkan Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Harry Goldenhartd. “Iya benar ada rotasi,” katanya, Senin (7/10/2019).
Namun, saat ditanya apakah pergantian tersebut memiliki kaitan dengan tewasnya dua mahasiswa UHO. Harry membantahnya.
“Tidak ada mba,” cetusnya.
Ia pun menuturkan jika rotasi yang terjadi saat ini merupakan hal yang wajar. “Rotasi gunanya untuk pengembangan karier personel polri,” katanya.
Edaran terkait rotasi kapolres kendari beredar begitu cepat melalui beberapa pesan WhatsApp grup, beredarkan kabar tersebut tidak berselang lama dengan adanya putusan dibebastugaskannya enam personel polri yang saat ini telah ditetapkan sebagai terperiksa.