Lebih 2 Bulan Rusak, Jembatan MB Torobulu Tak Kunjung Diperbaiki

Beginilah kondisi bongkar muat kendaraan bermotor di Pelabuhan Feri Torobulu, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Akibat jembatan MB rusak, kendaraan yang naik turun dari Feri harus melalui pelengsengan.(LENTERASULTRA.COM)

KONSEL, LENTERASULTRA.COM – Pelayanan penyeberangan kendaraan bermotor di Pelabuhan Feri Torobulu, Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali dirasakan seperti di tahun lampau. Motor maupun mobil yang akan naik turun di kapal roll on – roll off (Ro-Ro) milik ASDP,  tidak lagi menggunakan fasilitas Movable Bridge (MB) atau jembatan bergerak.

Sejak pertengahan Juli lalu, penumpang dan semua kendaraan bermotor yang menggunakan jasa kapal Feri dari Torobulu menuju Tampo atau sebaliknya, terpaksa dinaik-turunkan melalui jembatan pelengsengan. Kondisi ini disebabkan karena jembatan bergerak yang dikelola Dinas Perhubungan Sulawesi Tenggara (Sultra) itu, sudah lama rusak.

Gelagar jembatan diduga keropos. Sehingga lantai jembatan MB terlihat turun. Dengan kondisi seperti ini, sangat membahayakan kendaraan terutama yang bermuatan berat melintas diatasnya. Parahnya, meski kerusakan jembatan bergerak itu sudah berbulan-bulan rusak, Dinas Perhubungan Sultra sepertinya kurang peduli karena tidak kunjung memperbaiki fasilitas umum tersebut.

“Kalau tidak salah, sudah lebih dua bulan jembatan MB ini rusak. Tidak tahu apa kendalanya, mungkin Dishub Provinsi tidak mampu perbaiki,” kritik La Mani, salah satu warga Muna yang menyeberang dengan roda empatnya dari Pelabuhan Torobulu menuju Tampo, Selasa (17/9/2019).

Jembatan MB di Pelabuhan Torobulu yang sudah rusak sejak 2 bulan lalu. (LENTERASULTRA.COM)

Kritikan yang sama juga diungkapkan Harmin, salah seorang pengemudi kendaraan truk. Menurutnya, tak kunjung diperbaikinya jembatan MB Torobulu, menjadi bukti jika Dishub Sultra tidak begitu peduli dengan masalah kerusakan jembatan bergerak itu.

“Kalau peduli, kenapa tidak cepat diperbaiki. Padahal, pelabuhan ini jadi jalur utama bagi kendaraan bermotor untuk sampai di daratan Muna.Tidak berfungsinya jembatan MB ini, juga menjadi salah satu penyebab, kami harus antri berhari-hari di Torobulu,” kesalnya.

Menurut Harmin, penggunaan jembatan pelengsengan untuk bongkar muat, penuh resiko karena tergantung pada pasang surut air laut. Jika air laut surut, tidak mungkin truk-truk bermuatan berat seperti yang dikemudikannya bisa masuk kedalam feri. Karena jika dipaksakan, bisa berakibat fatal bagi dia dan kendaraannya.

“Agar bisa masuk di kapal (Feri), harus menunggu air pasang betul. Jadi biar dua kapal juga yang bolak balik Torobulu-Tampo, tapi kalau masih menggunakan pelengsengan untuk masuk ke kapal, tetap menjadi hambatan bagi kami para sopir,” sambung pria asal Kendari ini.

Kepala Dinas Perhubungan Sultra, Hado Hasina, sudah mengetahui kerusakan jembatan MB di pelabuhan Torobulu. Namun begitu, mantan Pj Walikota Baubau ini mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk memenuhi tuntutan pengguna jembatan agar segera memperbaiki kerusakan jembatan bergerak tersebut. Penyebabnya, Dishub belum memiliki alokasi anggaran untuk dilakukan perbaikan.

“Jembatannya keropos. Padahal kita juga sudah pernah melakukan perbaikan. Belum bisa diperbaiki, karena tidak ada uang,” ungkap Hado Hasina, saat ditemui di gedung DPRD Sultra, beberapa waktu lalu.

Penulis: Adhi

Jalan rusakjembatan amblasJembatan ambruk