KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebelumnya telah mengusung Rahman Tawulo, untuk maju memperebutkan kursi nomor dua di Kota Kendari. Rahman Tawulo ditunjuk untuk mengisi kekosongan Wakil Wali Kota Kendari.
Namun kini, Rahman Tawulo dilema dan mengaku belum bisa menentukan sikap. Apakah dirinya akan maju adalam bursa Pilwawali atau mundur. Karena seperti diketahui, Ketua DPD PKB Kota Kendari ini baru saja dilantik sebagai Anggota DPRD Kota Kendari periode 2019-2024.
“Saya belum bisa putuskan sekarang, mundur atau tidak. Lihat nanti saja lah,” kilahnya.
Politisi PKB ini mengaku masih harus mempertimbangkan masak-masak sebelum mengambil keputusan. Manakala dia menyatakan kesiapannya maju dalam perebutan kursi Wawali nanti, maka ia harus siap dengan segala konsekuensinya. Salah satunya mengakhiri karirnya sebagai wakil rakyat di DPRD Kota Kendari.
“Maju atau tidak, tapi itu masih saya pikirkan dan itu rahasia saya. Lagi pula belum ada keputusan dari partai,” ujarnya saat ditemui di ruang rapat paripurna DPRD Kota Kendari, Jumat (6/09/2018).
Rahman Tawulo justru menyinggung soal etika politik PKS yang sebenarnya sudah tidak dibolehkan ikut mengusulkan nama kandidat dalam Pilwawali. Karena PKS sendiri sudah menggawangi 01.
“Ketika kita berbicara etika politik itu sudah tidak diperbolehkan, karena pucuk pimpinan di ibu kota Provinsi Sultra dari PKS. Tapi kembali lagi, itu kan hak politiknya mereka juga, jadi kita harus hormati dan menunggu hasilnya,” pungkasnya.
Untuk diketahui, dalam Pilwawali, PAN merekomendasikan Siska Karina Imran yang tak lain istri mantan Wali Kota Kendari Nonaktif, Adriatma Dwi Putra (ADP). Sedangkan PKS sedang menunggu pengumuman siapa yang akan diusul dari 3 nama yang telah direkomendasikan di Dewan Pengurus Pusat (DPP).
Tiga nama yang diusulkan PKS yakni Alamsyah Lotunani yang tak lain mantan Sekda Kota Kendari, Adi Jaya Putra, putra Bupati Konawe Selatan (Konsel), dan H. S Ali Jabbar.
Reporter: Nanan
Editor: Wuu