Usai Hadiri Ground Breaking RS Jantung, 10 Kadis Pemprov Sultra Kena “Tsunami”

Gubernur Sultra Ali Mazi saat memimpin serah terima jabatan 140-an pejabat eselon dua, tiga dan empat di Kantor Gubernur, Kamis (29/8/2019)

KENDARI, LENTERASULTRA.COM- Acara groud breaking Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh darah menjadi moment bersejarah bagi sebagian Kepala Dinas dan Badan di lingkup Pemprov Sultra. Betapa tidak, selain bisa menyaksikan langsung prosesi peletakan batu pertama pembangunan RS terbesar di kawasan Indonesia Timur,  acara tersebut rupanya menjadi hari terakhir bagi sebagian pejabat struktural.

Sebab, beberapa jam pasca acara grand breaking RS Jantung dan Pembuluh darah dilaksanakan, sejumlah kepala Dinas dan Badan kena mutasi bahkan dicopot dari jabatannya. Tidak tanggung-tanggung, khusus pejabat eselon dua, jumlahnya sebanyak 10 orang. Sebagai penerusnya, ditunjuk pelaksana tugas sebagai pimpinan di 10 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) itu.

10 Kepala Dinas yang kena “tsunami” adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas, dr Yusuf Hamra. Dokter spesialis penyakit dalam ini dicopot dari posisinya dan digantikan oleh rekan sejawatnya dr Sjarif Subijakti.

Kemudian, Kepala Dinas Kehutanan Subanrio juga di non job. Jabatannya diserahkan kepada Sahid. DR Ir Yesna Suarni juga turut copot dari Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura. Sebagai penggantinya ditunjuk La Haruna, eks Kadis pertanian Buton Selatan untuk mengisi kursi Kepala Dinas Perkebunan.

Kepala Dinas Kesehatan, Zuhuddin juga distafkan. Sebagai penerusnya ditunjuk dr Andi Hasna. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Jaya Bakti juga masuk dalam daftar nonjob. Posisinya digantikan oleh Ashar.

Kadis Perumahan Rakyat Martin Efendi Patulak juga jadi korban “tsunami” bernama mutasi. Jabatan yang ditinggalkan diserahkan kepada Muh Nurjaya. Nama Hakku Wahab juga masuk dalam Surat Keputusan Gubernur Sultra yang dinonjob. Posisi Kadis Lingkungan Hidup yang ditinggalkan mantan Pj Bupati Bombana ini digantikan Ansar.

Jabatan Kadis Tanaman Pangan dan Peternakan juga diisi oleh Pelaksana tugas. Posisi ini dikendalikan oleh Ari Sismanto. Jabatan kepala Kesbang Pol juga ikut bergeser. Jabatan yang selama ini diisi Muh Djudul kini dipercayakan kepada mantan wakil Bupati Konawe, Paringringi. Sementara Muh Djudul naik level menjadi staf ahli gubernur bidang keuangan.

Kepala Dinas Pariwisata, Syahruddin Nurdin juga kena mutasi. Jabatan yang ditinggalkan dipercayakan kepada DR I Gede Panca. Posisi kepala Dinas Kehutanan juga ikut bergeser. Jabatan tersebut kini diisi oleh Ir Sahid. Posisi Andi Azis sebagai kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral tidak luput dari pergeseran. Jabatannya kini diisi oleh Buhardiman.

Selain 10 kepala dinas yang dicopot dari jabatan struktural, mutasi yang dilaksanakan Kamis (29/8/2019) ini juga menjadi anugerah bagi sejumlah kepala Dinas dan Badan. Sebut saja Hj. Nur Endang Abbas. Saat Ali Mazi menjabat sebagai Gubernur, Nur Endang Abbas sempat dicopot dari jabatan Kepala Badan Kepegawai Daerah (BKD) dan dilantik menjadi Asisten Perekonomian dan Pembangunan. Setelah kurang lebih dua tahun menjabat Asisten 3, Nur Endang dikembalikan dipromosi menjadi kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Selain itu ada juga nama La Ode Daerah, eks Kadis Pemuda dan Olahraga Muna Barat. Adik kandung Bupati Muna Barat ini kini dipromosikan menjadi Kepala Satuan Polisi Pamong Praja. Mutasi yang dipimpin langsung Ali Mazi itu, tidak hanya mencopot pejabat eselon dua, sejumlah pejabat struktural dilevel eselon tiga dan empat juga menjadi korbannya. Meski demikian, tidak sedikit juga pejabat serupa yang dipromosi dari staf biasa menjadi pejabat struktural.

Pelantikan dan pemberhentian sejumlah pejabat eselon dua ini bersamaan dengan pelantikan seratusan pejabat eselon tiga dan empat. Pelantikan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sultra, Nomor : 402 dan 403 tahun 2019. “Mutasi ini merupakan penyegaran dalam organisasi pemerintahan,” kata Ali Mazi saat menyampaikan sambutannya.

Usai Ali Mazi memimpin serahterima jabatan tersebut, sejumlah pejabat eselon dua mengaku terkejut dengan pencopotan rekan-rekannya itu. “Benar-benar kena tsunami. Kita tidak tau apa kesalahan kami. Tidak ada teguran atau apapun, tiba-tiba kita di nonjob. Padahal tadi pagi, kami yang dinonjob sama-sama hadir di grand breaking RS jantung dan pembuluh darah. Tapi sudahlah, ini jabatan hanya sementara. Kita harus menerimanya. Yang jelas acara ground breaking tadi, jadi kenangan,” kata salah seorang pejabat eselon dua yang enggan disebut namanya, saat ditemui wartawan lenterasultra.com

Penulis : Adhi

Ali mazi gubernur sultraMutasi Jabatan eselon dua