Pemilihan La Oti dan Wa Oti Turut Meriahkan Festival Budaya Tua Buton

Gadis Buton usai menjalankan ritual pingitan (Posuo). (Istimewa)

BUTON, LENTERASULTRA.COM – Ada yang berbeda dalam penyelenggaraan Festival Pesona Budaya Tua Buton 2019. Jika, pada tahun-tahun sebelumnya hanya menampilkan ritual Pekandea-kandea, Posuo, Tandaki dan Pedhole-dhole dan acara puncak Tari Kolosal dengan ribuan penari, namun tahun ini mulai menyelenggarakan Pemilihan La Oti dan Wa Oti.

“Pemilihan (La Oti dan Wa Oti) itu untuk menghasilkan Duta Buton yang mempunyai wawasan luas baik kepariwisataan, kebudayaan maupun wawasan secara umum yang turut mendongkrak angka kunjungan wisatawan ke Buton,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buton, La Ode Zainuudin Napa di Buton, Kamis, (1/8/19).

Zainudin menjelaskan, peserta La Oti dan Wa Oti boleh berasal dari kalangan pelajar SMA, Perguruan Tinggi, maupun masyarakat umum lainnya. Para peserta wajib berusia minimal 15 tahun dan maksimal 24 tahun, memiliki penampilan yang menarik serta memiliki tinggi badan minimal 157 untuk Wa Oti dan 168 untuk La Oti.

Selain batasan usia, para perserta juga diwajibkan memiliki wawasan budaya dan kepariwisataan Buton, dapat menguasai bahasa Wilio, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, serta mahir berpakaian Buton.

“Itu beberapa kriteria yang harus di penuhi sebelum mendaftar, Wa Oti mengenakan pakaian Kabubua, dan La Oti mengenakan Ajo Bhantea,” ujarnya.

Ia menambahkan, secara garis besar kategori penilaian didasarkan pada empat hal yakni, berpenampilan menarik, cantik, bersih dan pandai merawat diri. Selain itu harus memiliki kecerdasan dan minat belajar tinggi.

“Sebab mereka akan menjadi icon Pariwisata Buton,” tutupnya.

Reporter: Safrin
Editor: Restu Fadilah

festival buton