MUNA, LENTERASULTRA.COM – Kabupaten Muna merupakan salah satu kabupaten tertua di Sultra. Pada 4 Juli, Bumi Sowite telah menapaki usia 60 tahun. Di era kepemimpinan LM Rusman Emba dan Malik Ditu, Muna mulai menunjukan jati diri yang sesungguhnya. Muna pun perlahan mulai bersolek. Geliat pembangunan mulai nampak.
Bupati Muna, LM Rusman Emba mengaku selama 2 tahun 10 bulan perjalanan pemerintahan, geliat pembangunan secara perlahan namun pasti mengalami kemajuan. Walau diakui masih ada permasalahan yang muncul baik secara langsung maupun tidak langsung.
“Untuk merubah Muna itu bukan satu kali, tapi harus berlanjut. Saat ini, geliat pembangunan berjalan perlahan tapi pasti,” ungkapnya.
Pergeseran paradigma dari membangun daerah ke daerah membangun selaras dengan penguatan dan pemberdayaan desa. Kebijakan alokasi dana desa terus meningkat dari tahun ke tahun.
Bupati Muna menyebut Pembangunan pariwisata juga penting. Muna mempunyai Goa Liangkabori yang mendapat penghargaan sebagai situs sejarah terpopuler tahun 2018 oleh kementrian pariwisata.
“Khusus padi beras kita akan mengembalikan kejayaan pae wuna yang merupakan warisan leluhur. Sedangkan untuk komoditi jagung kuning, pemerintah daerah bekerja sama dengan petani bisa mengekspor 1500 ton jagung kuning. Untuk meningkatkan ekspor kita telah menyiapkan 10 ribu ha lahan,” katanya.
Ke depannya, lanjut Bupati, kawasan perkotaan bakal dikembangkan. Tidak lagi berpusat di Katobu dan Batalaiworu. Pemerintah bakal membangun kawasan kota baru. Pengembangan infrastruktur jalan saat ini juga menjadi agenda penting pemerintah.
“Selain pembangunan fisik jalan pemerintah juga menyediakan listrik 24 jam di wilayah Muna Timur dengan kerjasama PT PLN (Persero),” tukas mantan Ketua DPRD Sultra itu.