KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Besarnya biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Universitas Halu Oleo (UHO) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara hingga saat ini terus menjadi sorotan Mahasiswa di Universitas Halu Oleo. Pasalnya UKT yang yang ditetapkan oleh pihak manajemen dirasa sangat memberatkan dan membebani para orang tua yang memiliki penghasilan pas-pasan.
Diah Putri Rahayu, salah satunya. Ia mengaku keberatan dengan kewajiban harus membayar UKT sebesar Rp 2,5 juta.
“Saya akui termasuk tinggi itu 2.5 juta,karena pekerjaan Bapakku petani dan Mamaku Ibu Rumah Tangga. Baru masih ada Adekku yang SMA, baru dia sekolah tinggal sendiri sama seperti saya tinggal sendiri di kendari. Jadi Bapakku harus membiayai saya, adekku juga keluarga di rumah. Saya berharap UKTku bias di turunkan”, tutur Diah
Hal yang sama juga dikeluhkan oleh Nindy Mega Putri, Mahasiswa Pendidikan Fisika angkatan 2017. Nindy sendiri berasal dari keluarga broken home dan saat ini dia bersama adiknya tinggal bersama Ibunya yang pekerjaannya masih serabutan.
“Adik saya yang kecil saat ini akan masuk TK, otomatis pengeluaran semakin bertambah”, tutur Nindy yang diketahui berkewajiban membayar UKT sebesar Rp 2,5 juta.
Bahkan Nindy terancam cuti Semester berikutnya, lantaran tak sanggup membayar UKT.
Didasari sejumlah persoalan itu, Kamis 20 Juni 2019 sekitar pukul 11.00 WITA, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) UHO melakukan aksi demonstrasi.
Titik kumpul aksi ini, di Tugu UHO. Kemudian, mereka bergerak memutar di dalam kampus sambil melakukan Orasi, Pembacaan Puisi, Tetrikal dan Pemblokiran Jalan di Pertigaan Kampus UHO.
“Kami memiliki data bahwa penetapan UKT di hampir seluruh Fakultas di UHO dinaikan dua kali lipat. Ini sangat memberatkan”, teriak salah satu orator di depan Fakultas Hukum UHO.
Berdasarkan pantauan jurnalis lenterasultra.com, mereka mendesak Rektor UHO agar memperbaiki regulasi penetapan UKT sesuai dengan ketentuan SK Kemenristedikti.
Mereka juga meminta Pemda Sultra agar turut serta dalam penyelesaian masalah UKT di UHO. Tak hanya itu, mereka juga mendesak Kemenristekdikti untuk mengusut tuntas masalah UKT di UHO.
Yusuf Bonte, Mahasiswa Teknik Sipil Angkatan 2013 yang juga merupakan koordinator lapangan, mengatakan pihaknya sudah sering kali membicarakan permasalahan ini dengan kepada manajemen.
“Kami sudah sering membicarakan hal ini dengan Pihak rektorat, namun selalunya mengatakan akan kembali dievaluasi. Kami juga sudah memasukan data di pemda setempat dan kemenristekdikti mengenai hal ini. Kami berharap bisa diputuskan dengan adil”, tutup Yusuf Bonte.