BUTON, LENTERASULTRA.COM – Banjir merendam sejumlah wilayah di Sulawesi Tenggara (Sultra). Terparah terjadi di Kabupaten Konawe Utara (Konut) dan Kabupaten Konawe.
Ribuan warga pun diungsikan ke dataran yang lebih tinggi lantaran rumahnya terendam, bahkan tidak sedikit juga rumah mereka yang terbawa derasnya arus.
Berdasarkan penelusuran tim jurnalis lenterasultra.com, banjir bandang di Konut bukanlah yang pertama kali. Pada tahun 2017 dan 2016 hal serupa pun terjadi di wilayah kepemimpinan Ruksamin (Bupati Konut) ini.
Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi mengatakan bahwa banjir bandang yang melanda Konut bukan disebabkan oleh kegiatan pertambangan dan pertanian kelapa sawit. Pasalnya, melihat histori pada tahun 1977 silam, hal serupa juga pernah terjadi. Padahal aktivitas pertambangan pada waktu itu bisa dibilang belum ada.
“Jadi tidak ada hubungan tambang dan banjir, karena tahun 1977 juga pernah terjadi,” katanya (10/6/19).
Lanjut Ali Mazi, lokasi banjir berada di Konut bagian timur, sedangkan area pertambangan berlokasi di Konut bagian utara. Sehingga penyebab terjadinya banjir karena tambang, sangatlah kecil.
Dalam kesempatan ini, Politikus NasDem itu juga tak lupa menyampaikan keprihatinannya atas musibah yang menimpa masyarakat di Konut. Ia mengaku akan meninjau langsung lokasi untuk melihat kondisi korban banjir yang berada di Konut.
Rencananya, ia baru akan menyambangi para korban, Selasa, 11 Juni 2019 besok. Namun sebelum mengunjungi Konut, ia akan rapat terlebih dahulu dengan para Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“Hari ini saya balik dari Buton, dan setibanya di kendari, akan mengadakan rapat langsung dengan Forkopimda dan OPD,” imbuhnya.
Ali Mazi menambahkan, rapat koordinasi dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan para OPD terhadap korban banjir yang berjumlah kurang lebih mencapai 4.000 jiwa.
Reporter: Safrin
Editor: Restu Fadilah