JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Aksi demonstrasi terkait penolakan hasil pemilihan presiden (Pilpres) 2019 rupanya ditunggangi oleh segelintir elit politik. Hal ini didasari pada barang bukti yang berhasil diamankan oleh pihak kepolisian.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol M Iqbal mengemukakan pihaknya berhasil mengamankan mobil ambulans berlogo partai politik (parpol). Tak dijelaskan secara gamblang, nama parpol yang dimaksud, yang pasti mobil tersebut memuat batu untuk digunakan massa saat beraksi.
“Ada satu ambulans, ada logo partai penuh dengan batu-batu dan alat-alat. Sudah kami amankan,” kata Iqbal saat konferensi pers di kantor Kementerian Koordinator Polhukam, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Di dalam ambulans tersebut, pihak kepolisian juga menemukan amplop berisi uang. Namun lagi-lagi, ia enggan membeberkan jumlah nominal termasuk asal-usul uang tersebut.
“Uangnya masih ada. Sedang kami sita dan saat ini Polda Metro Jaya sedang mendalami hal tersebut,” katanya.
Selain itu, pihak kepolisian juga berhasil mengamankan 69 orang. Mereka diduga merupakan provokator pada peristiwa kericuhan antara massa dengan petugas keamanan semalam. Kericuhan terjadi di sekitar kantor Bawaslu, Thamrin, Jakarta Pusat.
Untuk diketahui, aksi demonstrasi terkait penolakan hasil Pilpres 2019 digelar sekelompok massa di Gedung Bawaslu sejak Selasa, (21/5/2019) kemarin. Awalnya, aksi berjalan tertib dan damai. Bahkan, sekelompok massa ada yang sudah memilih membubarkan diri.
Namun menjelang tengah malam, ada lagi sekelompok massa yang datang. Bahkan mereka merusak kawat berduri yang dipasang oleh aparat kepolisian.
Mau tak mau, pihak kepolisian pun membubarkan mereka secara paksa. Tak terima, massa pun melawan balik.
Akibatnya bentrokan antara massa dan aparat kepolisian pun tak bisa terhindarkan. Hujan batu, semburan gas air mata, bom molotov, dan tembakan pun mewarnai kericuhan.
Bentrokan tersebut diduga menjadi pemicu pembakaran mobil di sekitar asrama brimob yang terletak di Jalan KS Tubun, Jakarta Barat, Rabu, (22/5/2019) subuh tadi.