KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Akhir-akhir ini publik dihebohkan dengan kasus infeksi cacar monyet (monkeypox). Kasus cacar monyet dilaporkan terjadi di negara tetangga, Singapura.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, Rahminingrum memastikan kasus yang sempat membuat masyarakat panik itu belum ditemukan di Kota Lulo.
“Sejauh ini, belum ada kejadian wabah tersebut,” tuturnya kepada jurnalis Lenterasultra.com saat ditemui di Ruang Kerjanya, Kamis, (16/5/2019).
Meski demikian, kewaspadaan terhadap masuknya virus cacar monyet perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, ia meminta otoritas pelabuhan dan bandara untuk memperketat pengawasan terhadap penumpang yang keluar masuk.
“Karena melalui dua jalur tersebut pintu keluar masuk,” imbuhnya.
Ia meminta para petugas pelabuhan maupun bandara untuk melaporkan semua penumpangnya yang sakit kepada petugas kesehatan. Mengingat penyebaran penyakit monkeypox ini berasal dari binatang monyet dan ditularkan melalui darah dan luka pada kulit manusia.
“Dari sekarang sudah harus dilakukan dengan mengoptimalakan deteksi dini,” katanya.
Rahminingrum juga mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati pada virus ini. Pasalnya, cacar monyet, gejalanya mirip dengan penyakit cacar air biasa, campak atau infeksi kulit, kudis, sifilis dan alergi obat. Parahnya, monkeypox hanya dapat didiagnosis secara pasti di laboratorium khusus dengan sejumlah tes yang berbeda.
PENCEGAHAN PERSONAL
Rahminingrum menyatakan, penyakit ini dapat dicegah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Beberapa hal yang harus dilakukan adalah mencuci tangan dengan sabun, menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata, dan membatasi pajanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik.
Kemudian membatasi kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau bahan yang terkontaminasi harus dihindari.
Ketiga memakai sarung tangan dan pakaian pelindung lainnya yang sesuai saat menangani hewan yang terinfeksi dan ketika merawat orang sakit.