MUNA, LENTERASULTRA.COM – Perolehan suara Partai Hanura di Kabupaten Muna pada Pemilu 17 April lalu melampaui partai-partai lainya. Bayangkan, partai besutan Oesman Sapta Odang (Oso) berhasil meraih lima kursi di DPRD. Padahal pada Pemilu sebelumnya, partai itu hanya mampu mendudukan tiga wakilnya. Itupun karena ada pemekaran Muna Barat (Mubar).
Dengan perolehan lima kursi itu, Partai Hanura dipastikan akan mendudukan satu dari lima Caleg terpilih sebagai Ketua DPRD pada 16 Oktober 2019 nanti. Adapun nama-nama Caleg yang tinggal menunggu penetapan KPU adalah
Zahrir Baitul asal Daerah Pemilihan (Dapil) 1, La Saemuna, SE Dapil 2, LM. Sahlan Dapil 4, Risna Djuli Dapil 5 dan Irwan S.Pi Dapil 6.
Zahrir Baitul, Wakil Ketua DPD Hanura Sultra mengatakan, perolehan suara terbanyak ini tidak terlepas dari dukungan dari masyarakat yang telah antusias dan memberi respon terhadap Caleg-Caleg Hanura. Hal ini, menunjukan komposisi Caleg Hanura yang bertarung diterima oleh masyarakat.
“Perolehan kursi ini tidak terlepas dari kerja keras Ketua DPD, Wa Ode Nurhayati (WON) dan Ketua DPC, La Saemuna yang telah melakukan langkah-langkah strategis sehingga Hanura bisa dipercaya oleh masyarakat,” kata mantan anggota DPRD Muna Barat (Mubar) itu.
Kendati tidak lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold) di Pusat, mantan Ketua Umum HMI Makassar itu yakin Hanura di Muna akan terus eksis dalam memperjuangkan apa yang menjadi aspirasi-aspirasi masyarakat.
Sementara, untuk posisi Ketua DPRD nantinya, tergantung keputusan DPP Hanura. Artinya, lima Caleg terpilih yang ada saat ini memiliki peluang yang sama.
“Siapapun yang diamanahkan DPP adalah benar-benar figur yang bisa membesarkan partai dan dapat menjadikan DPRD sebagai lembaga kredibel, berintegritas serta dapat memposisikan diri sejajar bersama Pemkab dalam memenuhi kepentingan masyarakat,” ungkapnya.
Mitra sejajar bersama Pemkab yang dimaksud Ketua KAHMI Mubar itu, bukan berarti mengikuti semua apa yang menjadi keinginan eksekutif walaupun kebijakannya tidak pro rakyat. Akan tetapi, unsur pimpinan dewan dari Hanura nantinya tetap akan kritis, konstruktif serta tidak terkoptasi oleh kekuasaan sehingga bisa maksimal dalam memperjuangkan apa yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Misalnya, persoalan pasar, rumah sakit, air bersih dan lain-lainnya.
“Kita akan tetap berada di rel yang benar. Artinya, kalau ada kebijakan eksekutif yang tidak pro rakyat, kita akan ingatkan,” terangnya.
Perolehan kursi Hanura hingga bisa mendapat jatah Ketua DPRD, menurut mantan Wakil Ketua DPD KNPI Sultra itu, juga tidak terlepas dari sikap Bupati Muna, LM Rusman Emba yang telah memberikan ruang pada masing-masing Parpol untuk bertarung. Sikap Bupati yang tidak melakukan penekanan dan berpihak pada suatu partai, tentunya sulit didapatkan. Apalagi, Bupati merupakan Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPD PDI-P Sultra.
“Bupati memiliki sikap demokratis. Dengan pola kempemimpinanya, partai yang ada di Muna bisa maju dan berkembang,” terangnya.
Terakhir, Mantan Ketua Litbang Senat Mahasiswa Unhas itu menyampaikan apresiasi pada penyelenggara Pemilu (KPU dan Bawaslu) yang telah berintegritas dalam menjaga dan mengawal suara masyarakat. Begitu juga dengan aparat keamanan yang sudah bekerja maksimal sehingga tidak ada riak-riak yang timbul.