KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Berbagai cara dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu mulai dari tingkat bawah higga atas agar pemilu 2019 berjalan aman, lancar dan sukses. Namun hal tersebut tidak bisa diwujudkan jika tidak ada dukungan dari semua golongan.
Ketua Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Sultra, Michael Tanjaya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berbondong-bondong ke TPS pada 17 April mendatang. Seruan tersebut tidak hanya bagi umat Buddha, melainkan seluruh umat tanpa terkecuali. Pemilu kali ini, kata Michael memang berbeda dengan pemilu sebelumnya karena pemimpin dan wakil rakyat dipilih secara bersamaan, sehingga jangan sampai tidak menggunakan hak pilih.
“Pemilu kali ini biayanya pasti lumayan besar, jadi kita harus mendukung, semakin banyak yang mendukung suksesnya pemilu maka pemilu itu akan semakin berkualitas,” katanya.
Menurutnya, bentuk partisipasi dengan menyalurkan hak pilih sama saja kita sudah berbakti kepada negara yang dicintai ini. Sebagai contoh bakti kepada orang tua merupakan bakti kecil yang bisa dilakukan, sementara bakti kepada negara merupakan contoh bakti yang besar.
Penentuan nasib bangsa selama lima tahun akan ditentukan pada tanggal 17 April mendatang, sehingga ia sangat mendukung agar masyarakat tidak melakukan golput. Michael yang juga merupakan seorang pengusaha bahkan sengaja meliburkan karyawannya pada tanggal 17 April agar bisa ikut berpartisipasi dalam pemilu.
“Saya liburkan karyawan saya, yang ingin pulang kampung memilih silahkan. Seharusnya memang begitu agar semua bisa menyalurkan hak pilihnya,”cetusnya.
Selain itu, ia juga menekankan agar sebelum mendatangi TPS, semua wajib pilih bisa mengetahui bagaimana agar suaranya tetap sah setelah pencoblosan.
“Jangan hanya asal mencoblos lalu dianggap selesai, sebaiknya dilihat baik-baik. Diperiksa dulu sebelum dimasukkan ke kotak suara, sehingga saat perhitungan suara yang telah kita sumbangkan juga tetap sah,” katanya.
Dikatakannya untuk menjadi warga negara yang baik, maka harus memilih dengan cerdas, jangan sampai asal coblos saja. Masyarakat juga tidak perlu khawatir ketika mendatangi TPS karena semua warga negara dijamin, apalagi ada TNI dan Polri yang juga ikut terlibat mengamankan jalannya proses pemilu.
Terkait ideologi Pancasila, ia mengatakan jika pancasila merupakan bagian dari NKRI, harga mati dan tidak perlu ada yang mempertentangkan lagi keberadaannya. Indonesia sejak dulu dikenal sebagai salah satu negara yang kaya akan keberagamannya, tidak ada yang menilai jika perbedaan tersebut sebagai sesuatu yang dapat mengkotak-kotakan, tetapi keberagaman tersebut menjadikan Indonesia semakin kaya dan hal itu bisa bertahan karena keberadaan pancasila sebagai ideologi negara.
Michael juga menambahkan untuk tetap menjaga kesucian rumah ibadah, jangan sampai digunakan sebagai tempat untuk berkempanye.
“Harus bisa dipisahkan antara rumah ibadah dan tempat kampanye. Rumah ibadah itu suci, jangan dicampurkan dengan urusan politik,”tegasnya.
Beberapa pemuka agama juga diketahui ikut mengambil peran dalam berjalannya pemilu kali ini, tetapi sama sekali tidak menjadikan rumah ibadah sebagai tempat kampanye.
Laporan: Fiyy