KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Nasaruddin Sahaba merupakan Salah satu calon legislatif (Caleg) DPR-RI Dapil Sulawesi tenggara (Sultra) dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Persaingan merebut kursi di parlemen mendorong caleg DPR-RI nomor 6 ini untuk lebih kencang dalam bersosialisasi. Dengan gaya kampanye Door to Door, dia Optimis dapat mengamankan satu kursi DPR-RI Dapil Sultra.
Sebagai salah seorang putra Sulawesi Tenggara, Nasaruddin Sahaba sejak sebelum mencaleg sudah dikenal luas di kalangan masyarakat Sulawesi Tenggara, khususnya di kalangan keluarga dan sahabat-sahabatnya yang notabenenya tersebar di berbagai daerah di Sulawesi Tenggara. Dia sosok yang dekat dengan masyarakat kecil dan familier sehingga sudah banyak dikenal di kalangan masyarakat.
Dengan gaya kampanye turun langsung ke lapangan dengan mengadakan canvasing door to door sehingga membuat Nasaruddin Sahaba optimis untuk dapat meraih satu kursi DPR-RI dari PSI sebagai energi baru yang dapat menempati kursi-kursi kosong di parlemen untuk memastikan aspirasi masyarakat Sultra benar-benar tersalurkan.
Saat ditemui dikediamannya, ia menuturkan bahwa, Pemilu kali ini berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya. Apalagi dengan gencarnya isue hoax khususnya Capres dan Cawapres. Seperti diketahui fenomena kebangsaan sekarang yang cenderung mengalami perubahan akibat politik identitas menyebabkan persaingan Caleg sangat tajam berimplikasi kepada Partai dan Caleg. Partai pendatang baru dan partai lama sama-sama berjuang untuk mendapatkan atau mengamankan minimal satu kursi di palemen. Akan tetapi, nampaknya masyarakat mulai melirik calon-calon pendatang baru yang diharapkan lebih menjanjikan.
“Dalam pemantauan kami, di pelosok-pelosok daerah, telah dimasuki oleh partai-partai baru dengan metode door to door yang sangat masif dan terstruktur khususnya PSI. Mereka tidak hanya mengandalkan baliho yang kebanyakan digunakan oleh para caleg. Caleg PSI lebih menggunakan sticker atau Alat Peraga Kampanye (APK) yang lebih sederhana dan langsung terkoneksi dengan masyarakat,” tuturnya kepada jurnalis lenterasultra.com, Minggu, (7/3/19).
Ia berharap dengan diberikannya kepercayaan oleh masyarakat Sultra, ia akan memperlihatkan diri sebagai caleg dan partai yang siap menduduki ruang-ruang kosong di parlemen karena selama ini kursi-kursi parlemen sering dibiarkan kosong oleh anggota DPR-RI sehingga mereka dianggap makan gaji buta (magabut).
“Selama ini kursi-kursi parlemen sering dibiarkan kosong oleh anggota DPR-RI sehingga mereka dianggap makan gaji buta (Gabut) yang mendorong saya dan Partai besutan Grace Natalie siap memperjuangkan, menyerap dan menyalurkan aspirasi masyarakat,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui bahwa Pemilu kali ini digelar secara serempak dengan Pemilu Presiden. Sebagian masyarakat menganggap bahwa pemilu 2019 adalah pemilu yang agak rumit karena di samping bersamaan dengan pemilu presiden, juga surat suara tidak disertakan dengan tanda gambar khususnya untuk DPR-RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kota/Kabupaten.
Persaingan merebut kursi di parlemen mendorong para caleg untuk lebih kencang dalam bersosialisasi. Sebenarnya soal kampanye, bukan lagi cerita baru bagi partai atau caleg. Sejak memasuki masa kampanye, para Caleg dari beragam partai sudah berkampanye atau bersosialisasi sampai ke pelosok-pelosok kampung atau desa. Cara ini dianggap sebagai cara yang paling efektif agar bisa meraih simpati pemilih untuk mendapatkan suara yang signifikan pada pemilu nanti.