Ibu Nirna, begitulah sapaan akrab Tokoh Perempuan Sulawesi Tenggara yang memiliki nama lengkap Hj. Nirna Lachmuddin, S.Pd. Nirna dikenal masyarakat Sultra memiliki jiwa sosial yang tinggi. Ia merupakan anak pertama dari Almarhum H. Lachmuddin yang lahir di kota Kendari, 12 Desember 1968 silam.
Saat kecil, Nirna juga dikenal sebagai sosok yang pintar dan rajin membantu kedua orangtuanya dalam kondisi apapun. Nirna kecil kerap kali diajari mengaji oleh neneknya yaitu Habiba. Habiba merupakan guru mengaji di Kemaraya, Kota Kendari kala itu.
“Dulu di masa kecil saya, jam setengah lima subuh sudah harus bangun untuk sholat subuh lalu membantu ibu beres-beres rumah. Pagi jam 7 saya berangkat ke sekolah. Sepulang sekolah saya langsung ngaji bersama Almarhumah nenek saya,” kenang Nirna.
Sebagai anak pertama, Nirna merupakan anak perempuan tunggal yang menjadi panutan dari kelima adiknya. Sejak kelas 5 SD, Nirna kecil sudah dididik menjadi anak mandiri. Belajar memasak, membersihkan rumah, hingga mencuci baju sendiri. Meski demikian, sekolah tetap menjadi prioritasnya.
“Saya selalu mengingat pesan dari almarhum Ayah saya. Beliau selalu memberikan saya wejangan bahwa kamu adalah anak pertama, jadilah panutan untuk adik-adikmu. Walaupun kamu seorang perempuan, Nirna harus selalu hadir memberikan motivasi buat saudara-saudaramu,” jelasnya.
Sejak kecil, Nirna sudah menunjukkan jiwa kemandiriannya. Ia selalu tampil sebagai kakak yang penuh tanggung jawab. Kakak yang selalu memberikan rasa kehangatan untuk adik-adiknya. Kini, Nirna sudah bisa bernafas lega karena semua adiknya telah sukses dalam meniti karir.
Selain berjiwa sosial, Nirna juga sangat peduli perosoalan umat. Nirna paham betul tentang makna kehidupan. Baginya jika ada diantara kita punya rejeki berlebih lalu tidak mensedekahkan untuk saudara yang lain, sungguh hatinya belum memahami esensi kehidupan.
“Di dunia ini kita tidak hidup sendiri, Allah menciptakan banyak makhluk Nya agar kita saling tolong menolong didalamnya. Dunia ini hanya tempat persinggahan, tempat dimana kita berinvestasi untuk kehidupan yang abadi (akhirat),” pesan Nirna.
Berangkat dari jiwa kepeduliannya yang tinggi, banyak hal konkret yang telah ia perbuat untuk kemaslahatan umat. Diantaranya, pembangunan beberapa masjid, dan juga pondok pesantren yang kini telah berdiri kokoh di atas lahan yang luas. Bangunan tersebut lokasinya berada tepat di Desa Ana Lambuti, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe.
Maka dari itu, untuk memantapkan dirinya mengabdi kepada masyarakat Sultra, Nirna berikhtiar maju sebagai Calon Anggota DPR RI melalui Partai PDI-Perjuangan.
Caleg nomor urut 3 tersebut maju dengan membawa misi yang sangat besar yaitu menyuarakan aspirasi rakyat Sultra. Terlebih ia juga pernah sukses menyuarakan aspirasi rakyat saat duduk menjadi Anggota DPRD Sultra selama hampir 10 tahun.
Ia berjanji, jika terpilih menjadi Anggota DPR RI, ia akan program yang berpihak pada kepentingan rakyat. Pertama, meningkatkan infrastruktur daerah. Dalam hal ini, Nirna ingin meningkatkan Dipa dari pemerintah pusat untuk pembangunan jalan trans Sultra, mendorong revitalisasi terminal dan pelabuhan yang layak, mendorong pemenuhan akses air bersih dan sanitasi serta mendorong penyediaan listrik yang merata.
Kedua, pendidikan dan kesehatan gratis berkualitas. Seperti memperjuangkan peningkatan kesejahteraan tenaga medis dan tenaga pengajar serta mendorong pengembangan fasilitas sekolah termaksuk ruang kelas dan laboratorium berkualitas untuk semua siswa di Sulawesi Tenggara.
Ketiga, petani dan nelayan mandiri. Dalam hal ini, Nirna mendorong agar maksimalnya bantuan bibit dan pupuk murah untuk petani, memperjuangkan stabilitas harga hasil pertanian dan perikanan, memperjuangkan kemudahan akses modal terhadap petani dan nelayan serta menginisiasi pembuatan sentra produk olahan pertanian untuk meningkatkan pendapatan petani.
Keempat, sebagai tokoh perempuan, Nirna juga memiliki program yang bisa memandirikan perempuan-perempuan di Sultra dengan program pemberdayaan perempuan dan usaha kecil. Seperti; pengembangan ekonomi kreatif untuk perempuan, menginisiasi pusat pelatihan para pelaku usaha kecil, memperjuangkan regulasi agar menguntungkan pelaku usaha kecil, memperjuangkan akses modal terhadap ekonomi kreatif perempuan dan usaha kecil.
Sementara itu, Nirna juga memiliki komitmen dengan masyarakat. Ia merupakan satu-satunya caleg yang berani mendandatangani ikrar anti korupsi pada tanggal 9 Desember 2018 lalu di Kendari yang disaksikan oleh masyarakat dan puluhan wartawan.
“Menurut saya, Sultra bisa lebih cepat kemajuannya jika dibangun tanpa korupsi. Sehingga penting ada pernyataan moril melalui ikrar anti korupsi,” kuncinya.