MUNA, LENTERASULTRA.COM – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Muna terus mendapat bantuan pembangunan perumahan bagi warga transmigrasi. Sudah dua tahun berturut-turut (2018-2019), instansi yang dipimpin Fajaruddin Wunanto itu mendapatkan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Kemudian, untuk tahun 2020, dipastikan kembali akan mendapat bantuan pembangunan 110 rumah lagi.
Fajaruddin Wunanto, Kepala Disnakertrans menerangkan, tahun 2018 lalu, pihaknya telah membangun 40 unit rumah semi permanen di Desa Raimuna, Kecamatan Maligano. Sejumlah rumah tersebut saat ini telah ditempati 20 Kepala Keluarga (KK) warga asal dan 20 KK warga lokal.
Tahun ini, di lokasi yang sama (Raimuna) kembali dibangun 100 unit rumah dengan model serupa. Total anggaranya sebesar Rp 6 miliar . Rumah tersebut akan diperuntukan bagi warga trans asal Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Banten, Jawa Timur, Yogyakarta dan warga lokal. Progres pembangunannya telah mencapai 60%.
“Penempatan warganya diperkirakan antara Juli-Agustus,” katanya.
Selain pembangunan 100 unit rumah, di lokasi perumahan juga dibangun mesjid, Sekolah Dasar (SD), kantor UPT, rumah kepala UPT, Puskesmas Pembantu (Pustu) dengan total anggaran sebesar Rp 2 miliar. Kemudian pembangunan embung sebesar Rp 200 juta.
Lalu, agar akses jalan menuju lokasi perumahan tanahnya tidak amblas, maka dibangun talud dan bronjong dengan anggaran Rp 2 miliar.
“Jadi total anggaran secara keseluruhan untuk ketrasmigrasian tahun ini sekitar Rp 20 miliar,” sebutnya.
Perumahan yang dibangun itu mendapat pujian dari pusat sekaligus ditetapkan sebagai percontohan. Dimana, dengan anggaran sebesar Rp 60 juta per unit, mampu dibangun rumah semi permanen yang dilengkapi fasilitas air bersih dan listrik.
“Perumahan yang dibangun itu ditetapkan sebagai transmigrasi modern,” sebutnya.
Untuk tahun 2020, mantan staf ahli bupati itu telah mendapat lampu hijau dari pusat yang akan kembali menggelontorkan anggaran untuk pembangunan 110 unit rumah di lokasi yang sama.
“110 unit itu untuk mengklopkan daya tampung 250 KK pada lokasi trans,” terangnya.
Setiap warga trans yang telah menempati perumahan, lahan yang disiapkan seluas 1,5 hektar. Lahan itu digunakan untuk bercocok tanam.
“Selama 10 bulan, jadupnya ditanggung, termaksud bibit-bibit pertaniannya,” ujarnya.
Fajaruddin juga menambahkan, tahun ini kembali mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) afirmasi sebesar Rp 3 miliar untuk pengaspalan di Desa Wandiri, Kecamatan Wakorumba Selatan yang merupakan akses menuju lokasi eks perumahan transmigrasi UPT Labunia.