JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Mulai, Senin, (11/3/2019) kemarin, sejumlah perusahaan tambang di Konawe Kepulauan (Konkep) tak dapat beroperasi. Ini setelah Gubernur Sultra, Ali Mazi memutuskan untuk membekukan sementara 15 IUP di Konkep.
Selain itu, Eman Jaya tak lagi memangku jabatan utama di Pemprov Sultra. Ini setelah Ali Mazi menandatangani surat pemberhentian terhadap Eman Jaya selaku Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Sultra. Sebagai gantinya Hari Lalu mengisi jabatan Plt Kasat Pol PP.
Menurut Direktur AMAN Center, La Ode Rahmat Apiti pembekuan IUP dan pencopotan Kasat Pol PP merupakan solusi jangka panjang. Selain sebagai langkah taktis, keputusan ini juga merupakan bagian dari aspirasi mahasiswa dan masyarakat Wawonii.
“Jadi tidak perlu lagi kita mempolemikan keputusan beliau,” tuturnya melalui pesan singkat kepada Jurnalis Lenterasultra.com, Selasa, (12/3/2019).
Menurutnya, jika nantinya ada pihak-pihak yang mempolemikan keputusan orang nomor satu di Bumi Anoa tersebut, maka patut dicurigai. Pasalnya penyelamatan Wawonii memang harus dilakukan, jika masyarakat menghendaki wilayah tersebut bebas kehancuran lingkungan.
“Memang betul, keputusan Gubernur tidak akan memuaskan semua pihak pasti ada pihak-pihak yang kecewa dengan keputusan beliau, tapi ini langkah bijak untuk menghindari polemik jangka panjang,” ujarnya.
Lanjut Odet begitu ia akrab disapa, jika masih ada segelintir kelompok yang protes dengan keputusan tersebut. Maka ada dua kemungkinan motif. Pertama, ia menghendaki Wawonii hancur lingkungannya, karena kemungkinan protes-protes tersebut ditunggangi para pemilik IUP. Kedua, ada pihak pihak yang mengharapkan terjadi kerusuhan sosial di Bumi Anoa ini.
“Maka dari itu, sebaiknya kita semua cooling down. Penyelesaian masalah bisa dilakukan dengan cara-cara yang elegan dan humanis. Dalam waktu dekat, Pak Gun akan mengundang mahasiswa dan masyarakat Wawonii untuk berdialog untuk merumuskan skema kebijakan jangka panjang terkait penyelamatan lingkungan di Wawoni ini,” tutupnya.