JAKARTA, LENTERASULTRA.COM-Karir Idham Azis di Polri melejit. Dalam kurun waktu 30 tahun berdinas di Institusi Kepolisian, pria kelahiran Kendari, 30 Januari 1963 ini sudah menyandang tanda pangkat Komisaris Jenderal (Komjen). Idham meraih tiga bintang di pundaknya seiring dengan amanah yang diberikan pimpinan Polri, Jenderal Tito Karnavian, yakni Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim).
Jabatan tersebut resmi disandang Idham Azis, Kamis (24/1/2019). Bersamaan dengan itu, Idham yang memulai karir di Polri di tahun 1988, resmi menanggalkan jabatan Kapolda Metro Jaya dan menyerahkan jabatan ‘sakral’ itu kepada Irjen Gatot Eddy Pramono, yang sebelumnya menjabat sebagai Asisten Perencanaan (Asrena) Kapolri.
Serah terima jabatan (sertijab) Putera Daerah Sulawesi Tenggara (Sultra) digelar di Ruang Rupatama Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Jaksel) oleh Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. Upacara sertijab ini dibuka dengan pembacaan sumpah jabatan.
“Demi Allah, saya bersumpah bahwa saya selaku pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia akan setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahwa saya akan mentaati segala peraturan perundang-undangan dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada saya dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab. Bahwa saya akan senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, serta akan senantiasa mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara daripada kepentingan saya sendiri, seorang, atau golongan,” ucap Idham Azis mengikuti perkataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Pelantikan Idham Azis sebagai Kabareskrim tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/188/I/KEP.2019 tertanggal 22 Januari 2019. Dalam surat yang ditandatangani oleh Asisten Kapolri Bidang SDM Irjen Eko Indra Heri itu terdapat 48 perwira tinggi (Pati) dan menengah mendapat mutasi, nama Idham tertulis dalam deret tersebut.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan mutasi jabatan terhadap sejumlah Pati bukan karena adanya perpecahan di tubuh kepolisian. Rotasi yang dilakukan merupakan bentuk penyegaran dalam organisasi Polri.
“Saya tekankan pergantian pejabat pada hari ini tidak ada kaitannya dengan fraksi dan friksi di internal Polri. Saya berharap masyarakat tidak berasumsi yang tidak jelas tentang Polri,” pinta Tito.
Kata Tito, mutasi dilakukan karena ada dua Pejabat Utama (PJU) Polri yang memasuki masa purna tugas. Kedua orang tersebut yakni Komjen Pol Lutfi Lubihanto dan Irjen Pol Deden Juhara. Komjen Pol Lutfi Lubihanto yang menjabat sebagai Kabaintelkam Polri dimutasi sebagai Pati Baintelkam dalam rangka pensiun. Sedangkan Irjen Pol Deden Juhara yang menjabat sebagai Asops Kapolri dimutasi sebagai Pati Sops Polri dalam rangka pensiun.
“Purna tugas itu memicu regenerasi Polri,” imbuh Tito.
Dalam kesempatan tersebut, mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu berpesan kepada pejabat yang baru sertijab untuk mengemban tugas secara amanah dan memberikan kontribusi bagi organisasi, bangsa, dan negara.
“Di tempat baru apapun tempatnya adalah jalan Tuhan, amanah Tuhan harus diemban sebaik-baiknya,” tutup Tito.
Selanjutnya terkait jabatan yang akan diemban Idham sendiri rupanya ada sejumlah pekerjaan rumah besar yang harus dituntaskan. Salah satunya adalah terkait serangan teror penyiraman air keras terhadap penyidik KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Novel Baswedan.
Lewat jabatannya sebagai Kabareskrim, Alumni SMA 1 Kendari itu juga ditantang untuk menuntaskan sejumlah kasus mangkrak lainnya, termasuk menyelesaikan permintaan yang sebelumnya disampaikan Tito kepada Arief yakni meneliti kembali berkas kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir Said Thalib.