JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Inspektur Jendral Idham Azis kembali mengharumkan nama Sulawesi Tenggara (Sultra) di panggung nasional. Putra kelahiran, Kampung Salo, Kecamatan Kendari, Kota Kendari ini kembali dipromosikan menjadi pejabat penting di tubuh Polri.
Alumni SMA 1 Kendari itu, resmi ditunjuk untuk menduduki jabatan Kepala Badan Reserses dan Kriminal (Kabareskrim) Polri. Idham akan menggantikan posisi Komjen Arief Sulistyanto yang akan menempati jabatan Kalemdiklat Polri. Posisi tersebut, diraih Idham setelah sekitar 1 tahun 6 bulan menjadi Kapolda Metro Jaya.
Penunjukan Lelaki Kelahiran Kendari, 30 Januari 1963 ini seperti tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/188/I/KEP.2019 tertanggal 22 Januari 2019 yang ditandatangani Asisten Kapolri bidang SDM Irjen Eko Indra Heri. Dalam surat tersebut, terdapat 48 perwira tinggi dan menengah yang mendapat mutasi, nama Idham tertulis dalam deret tersebut.
Tidak mudah bagi ldham untuk sampai ke posisi tersebut. Idham harus melewati perjalanan yang panjang tanpa pantang menyerah. la tiga kali tes Akademi Kepolisian (Akpol) untuk bisa berseragam polisi yang jadi kebanggaannya.
Dilansir dari berbagai sumber, Idham Azis menuntaskan pendidikan mulai dari SD di Kampung Salo, lalu di SMP 2 dan SMA 1 Kendari. la lalu mencoba ikut seleksi Akpol tapi belum beruntung. Sembari menunggu seleksi tahun berikutnya, Idham muda mendaftarkan diri jadi mahasiswa di Unhalu-kini UHO-di Fakultas Pertanian. Tahun berikutnya, ia tes kembali dan lagi-lagi gagal. Tapi Idham tetap menyimpan impiannya itu. Sampai kali ketiga tahun 1988 ia pun lulus.
Anak dari Tuti Pertiwi dan H Abdul Azis Halik itu, memulai karirnya sebagai Pamapta di Polres Bandung. Dia menduduki beberapa jabatan di Polres Bandung hingga 1999 hingga akhirnya dimutasi sebagai Kanit di Ditreskrimum Polda Metro Jaya dengan pangkat mayor atau kompol.
Sejak itu, Idham beberapa kali menduduki jabatan di bidang reserse. Pada September 2004, Idham sempat menduduki jabatan Wakapolres Metro Jakarta Barat (Jakbar) selama sebulan sebelum akhirnya dimutasi menjadi Inspektur Bidang Operasi di Polda Sulawesi Tengah (Sulteng).
Pada Juni 2005, suami dari Fitri Handari, Idham kemudian memulai karirnya di Densus 88 Anti-teror dengan jabatan sebagai Kanit Pemeriksaan Subden Investigasi. Idham bersama Tito Karnavian yang kala itu sama-sama masih berpangkat AKBP berhasil melumpuhkan otak bom Bali Dr Azahari pada 9 November 2005. Sehari setelahnya, Idham diperintahkan ke Poso mendampingi Tito menuntaskan kasus mutilasi tiga gadis Kristen.
Setelah menduduki sejumlah jabatan di Densus 88 Anti-teror, Idham kemudian dimutasi sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat pada akhir 2008. Setahun kemudian digeser menjadi Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya (PMJ).
Pada September 2010, Idham didapuk menjadi Wakil Kepala Densus 88 Anti-teror Polri mendampingi Tito. Jabatan itu diemban selama sekitar 2,5 tahun hingga akhirnya dimutasi menjadi Dirtipikor Bareskrim Polri sekaligus mendapat promosi pangkat menjadi Brigjen atau jenderal bintang satu.
Kemampuannya di bidang terorisme membuat Idham dipercaya sebagai Kapolda Sulteng pada Oktober 2014. Dimana Sulteng saat itu merupakan wilayah yang rawan dengan kelompok sipil bersenjata.
Dia kemudian ditarik kembali ke Mabes Polri dengan menjabat sebagai Inspektur Wilayah II Itwasum Polri pada Februari 2016. Belum setahun, dia kemudian dipromosikan sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri pada September 2016 sekaligus naik pangkat menjadi Irjen.
Setahun kemudian dia dimutasi menjadi Kapolda Metro Jaya menggantikan M Iriawan. Kini dia ditunjuk sebagai Kabareskrim Polri menggantikan Komjen Arief Sulistyanto yang dimutasi menjadi Kalemdiklat Polri.
Selain sukses menangani kasus bom Bali II dan mutilasi tiga siswi di Poso, Idham juga terlibat dalam operasi-operasi skala besar. Seperti Operasi Anti-Teror Bareskrim Polri di Poso (2005-2007), Operasi Camar Maleo (2014-2016), dan Operasi Tinombala (2016).
Untuk diketahui, Idham bersama 47 Pati lainnya akan dilantik oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian, di Mabes Polri, Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis, (24/1/2019) mendatang.