JAKARTA, LENTERASULTRA.COM – Belum genap satu minggu bekerja di tahun 2019, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah mendapatkan teror keras berupa pelemparan bom ke Rumah Dua Pimpinannya. Diduga pelaku penyerangan terhadap Pimpinan lembaga anti rasuah pagi tadi, memiliki jaringan yang sama dengan pelaku penyerangan terhadap pegawai KPK lainnya. Ini dikemukakan oleh Ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo.
“Terkait teror tadi pagi, berdasarkan hipotesa kami ini adalah bagian dari jaringan teror-teror sebelumnya yang hingga saat ini belum terungkap,” kata Yudi saat menunjukan CCTV pelaku teror dalam Konferensi Pers di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Rabu, (9/1/2019).
Tercatat ada 9 teror yang sudah dihadapi oleh pegawai lembaga antirasuah ini, di antaranya, penyerbuan dan teror terhadap fasilitas KPK, ancaman bom ke Gedung KPK, teror bom ke Rumah penyidik KPK, penyiraman air keras ke rumah dan kendaraan milik penyidik dan pegawai KPK, ancaman pembunuhan terhadap pejabat dan pegawai KPK, perampasan pelengkapan penyidik KPK, penculikan terhadap pegawai KPK yamg sedang bertugas, percobaan pembunuhan terhadap penyidik KPK, dan teror bom terhadap dua Pimpinan KPK, La Ode Muhammad Syarif dan Agus Rahardjo.
Lanjut Yudi, modus maupun material yang digunakan memiliki kemiripan, jika dilihat dari 9 teror tersebut. Seperti teror yang dialami oleh salah satu penyidik KPK, Kompol Apip Julian Miftah, misalnya. Yang mana, Apip pernah dikirimkan bom molotov di depan Rumahnya pada 2015 silam. Jenis bom ini, sama seperti yang terjadi di Rumah Syarif pagi tadi.
“Kemudian penggunaan air keras saat melakukan teror. Bang Novel Baswedan (penyidik KPK) kita semua tahu matanya disiram menggunakan air keras, Bang Apip juga sama, mobilnya disiram menggunakan air keras,” beber Yudi.
Yudi berpendapat, aksi teror ini secara terang benderang menjelaskan bahwa mereka menyatakan perang atas penindakan korupsi yang acap kali dilakukan oleh KPK. Tujuannya tidak lain untuk menciutkan KPK dalam memberantas korupsi. “Karena pelaku ini menyerang sudah sampai ke Rumah. Ini adalah tempat pribadi, tempatnya beristirahat,” ucap Yudi.
Kendati begitu, Yudi memastikan bahwa segala bentuk yang dialamatkan kepada KPK tidak akan menciutkan nyali pemberantasan korupsi. Wadah pegawai menyatakan peristiwa itu justru makin memperteguh semangat lembaganya untuk memberantas korupsi.
Atas dasar itu, Yudi meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pihak Kepolisian yang ditugaskan untuk mengungkap kasus ini. Sebab bukan tidak mungkin, teror seperti ini akan terjadi lagi.
Untuk diketahui, masyarakat Indonesia tadi pagi digegerkan dengan penemuan bom di kediaman dua Pimpinan KPK, La Ode Muhammad Syarif dan Agus Rahardjo.
Kronologisnya, sekitar pukul 05.30 WIB telah ditemukan botol berisi spiritus dan sumbu api oleh Bambang, yang merupakan sopir Syarief. Saat itu Bambang mengatakan kepada Syarief bahwa pemilik rumah harus berhati-hati karena ada botol minyak tanah yang masih ada sumbunya, namun api sudah mati.
Syarief pun bergegas memeriksa CCTV yang dipasang di Rumahnya. Benar saja, berdasarkan CCTV, pada pukul 01.00 WIB orang mencurigakan melakukan aktivitas di depan rumahnya.
Sedangkan penemuan bom di rumah Agus terjadi juga sekitar pukul 05.30 WIB. Awalnya salah satu pengawal Agus Rahardjo yaitu Aipda Sulaiman melihat tas warna hitam digantung di pagar depan rumah. Kemudian saksi membuka pintu gerbang rumah sambil menunggu supir datang.
Selang 2 menit supir datang, Sulaiman memeriksa tas tersebut dan melihat di dalam tas tersebut terdapat rangkaian bom. Selanjutnya tas tersebut pun diamankan dan dibawah ke rumah sebelah. Sulaiman bersama pengawal Agus lainnya yaitu Bripka I Nyoman Ardan melakukan penjinakan bom dengan cara melepaskan baterai dan detonator yg berfungsi sebagai pemicu ledakan.
Saat ini, kasus tersebut sudah ditangani oleh pihak kepolisian. Bahkan polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Pihak kepolisian pun sudah mengamankan barang bukti. Dari Rumah Agus, telah diamankan barang bukti berupa Pipa paralon, Detonator, Sikring, Kabel warna Kuning, Biru, Oren, Paku ukuran 7 cm, Serbuk diduga semen putih, Baterai Panasonic Neo 9 Voll bentuk kotak dan Tas warna hitam.
Sedangkan dari Rumah Syarief, tim kepolisian telah mengamankan pecahan botol, dan bekas kepulan asap. Barang bukti ini diamankan untuk diidentifikasi lebih lanjut. Mengingat belum diketahui secara pasti jenis bom tersebut.