KENDARI, LENTERASULTRA.COM – Kantor Perwakilan wilayah (KPw) Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat pada desember 2018 Sultra mengalami peningkatan tekanan inflasi dengan capaian sebesar 0,38% (mtm) dibandingkan dengan capaian inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,32% (mtm).
Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPwBI Sultra, Surya Alamsyah menjelaskan bahwa inflasi Sultra secara keseluruhan pada tahun 2018 tercatat sebesar 2,66% (yoy).
“Capaian tersebut lebih rendah dari inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,13% (yoy) dan lebih rendah dibandingkan inflasi tahun 2017 serta berada pada target sasaran inflasi 2018 yakni 3,5% + 1%,” jelasnya, Rabu (02/01/2019).
Ia juga menambahkan secara spasial, inflasi pada Desember 2018 disebabkan oleh inflasi di Kota Baubau sebesar 1,61% (mtm) sementara Kota Kendari mencatatkan deflasi sebesar 0,09% (mtm).
“Peningkatan tekanan inflasi pada Desember 2018 terutama disebabkan oleh peningkatan tekanan inflasi pada kelompok transportasi terutama komoditas angkutan udara. Tingginya permintaan terhadap angkutan udara seiring dengan berlangsungnya libur hari raya keagamaan dan libur sekolah menyebabkan komoditas tersebut mengalami inflasi sebesar 41,18% (mtm), meningkat secara signifikan dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,79% (mtm),” beber Surya.
Selain itu, kenaikan tekanan inflasi juga terjadi pada kelompok bumbu-bumbuan, terutama cabai rawit yang mengalami inflasi sebesar 35,65% (mtm) dan bawang merah yang mengalami inflasi sebesar 14,72% (mtm).
Terbatasnya penanaman yang dilakukan oleh petani atas kedua komoditas tersebut berdampak terhadap terbatasnya stok dan peningkatan harga di pasar. Meski demikian, peningkatan tersebut masih dapat tertahan oleh deflasi yang terjadi pada komoditas kelompok bahan makanan lain seperti beras, sayur-sayuran dan ikan segar.
Secara keseluruhan realisasi inflasi Sultra pada 2018 lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh terkendalinya inflasi kelompok bahan makanan yang mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu penurunan juga terjadi pada kelompok lain seperti kelompok makanan jadi dan perumahan meskipun tertahan oleh peningkatan yang terjadi pada empat kelompok lainnya (sandang, kesehatan, pendidikan dan transportasi).
“Untuk menyikapi realisasi angka inflasi 2018, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Tenggara bersama dengan TPID Kabupaten/Kota berkomitmen untuk terus meningkatkan koordinasi dalam rangka pengendalian inflasi pada tahun 2019,” ujar Surya.
Hal ini untuk merealisasikan sinergi kerjasama antar daerah dalam rangka pemenuhan ketersediaan stok di pasar utamanya pada komoditas bahan makanan akan menjadi fokus kegiatan TPID pada 2019, disamping melakukan penyempurnaan Road Map pengendalian inflasi daerah yang sejalan dengan dokumen perencanaan pembangunan di masing-masing daerah.