KONSEL-LENTERASULTRA.COM- Dengan menggendong bayi yang masih merah, Eva mendatangi Puskesmas Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Rabu (19/12/2018). Kehadiran perempuan yang berdomisili di Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan ini, mengejutkan pegawai Puskesmas setempat. Sebab ditubuh bayi berjenis kelamin perempuan itu, masih terlihat bercak darah yang belum mengering lengkap dengan tali pusar dan ari-arinya.
“Bayi ini saya temukan di pos Kehutanan,” kata Eva begitu sampai di Puskesmas Konda. Tanpa banyak tanya, pegawai di Puskesmas Konda langsung bergerak cepat memberikan pertolongan demi menyelamatkan nyawa si bayi. Bahkan Fitri, salah satu bidan yang bertugas pagi itu langsung memotong ari-ari dan membersihkan tubuh bayi tersebut.
Ditemui di Puskesmas Konda, Eva mengatakan, bayi berjenis kelamin perempuan itu ditemukan dalam tas ransel berwarna hitam yang disimpan di lantai pos kehutanan Wolasi, Kecamatan Konda, Konawe Selatan.
Eva bercerita, penemuan bayi itu bermula dari kunjungannya dari Tinanggea menuju Kendari. Saat mobil yang ditumpanginya melintas di pos Kehutanan Wolasi, (pos pertama dari arah Tinanggea), mobil yang ditumpangi bersama keluarganya tiba-tiba dicegat salah seorang pria yang tidak diketahui identitasnya.
Pria itu menyampaikan kepada Eva jika di dalam pos ada bayi yang disimpan dalam tas, dan memintanya agar temuannya itu dilaporkan ke polisi. Perempuan tiga anak ini langsung menghentikan mobilnya menuju pos yang dimaksud. Ibu asal Tinanggea ini begitu terkejut melihat bayi tanpa dosa itu dibiarkan tanpa pembungkus apapun dalam tas.
“Saat saya temukan, bayi tidak pernah menangis tetapi saya rasakan masih bernafas. Namun sebagian tubuh bayi sudah dikerumuni semut. Saya langsung berinisiatif menyelamatkan nyawanya dan segera membawanya kesini (Puskesmas Konda),” kata Eva.
Bidan Fitri, yang member pertolongan bayi malang itu mengatakan, kondisi bayi malang itu sangat sehat. Bayi tanpa dosa ini lahir dengan berat 1,9 kilogram dengan panjang sekitar 46 centimeter. Bidan Fitri belum bisa memastikan kapan bayi tersebut lahir, namun dia memprediksi antara 5 sampai 6 jam sebelum ditemukan di pos Kehutanan Wolasi.
Sementara kepala puskesmas Konda, Muhammad Achyar SKM menambahkan, sebelum dibawa di Puskesmas, bayi mungil itu diprediksi sudah berada antara satu hingga dua jam di pos kehutanan. Dia pun bersukur, karena bayi tersebut masih bisa terselamatkan. “Kalau lima atau enam jam baru ditemukan, mungkin tidak bisa terselamatkan,” sambungnya.
Kapolsek Wolasi Iptu Zainuddin, SH yang ditemui di Puskesmas Konda mengatakan, saat mendapat laporan bayi di Pos Kehutanan Wolasi, dia bersama personilnya langsung menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP). “Saat kami tiba, bayi sudah tidak ada, karena sudah dibawa di Puskesmas. Namun kami menemukan tanda-tanda bekas bayi di TKP,” katanya.
Selanjutnya dia menuju Puskesmas Konda dan koordinasi dengan kepala puskesmas untuk memastikan kondisi bayi yang ternyata masih selamat.
Zainuddin menabahkan, temuan bayi tak berdosa ini masih diselidiki siapa ibu kandungnya. Zainuddin juga menduga bila bayi yang dibuang di Pos Kehutanan Wolasi itu merupakan hasil hubungan gelap. Sejauh ini, dia bersama personilnya baru memeriksa saksi termasuk penemu bayi tersebut. Sementara pria paru bayah yang diprediksi berusia 50 tahun yang melaporkan penemuan bayi terhadap Eva, Kapolsek mengaku belum mengetahui siapa identitasnya. Namun dia berupaya akan menyelidiki siapa pria yang dimaksud. “Kami akan menyelidiki siapa pria yang melaporkan penemuan bayi tersebut terhadap perempuan bernama Eva,” ungkapnya.
Penulis : Adhi