Raha, Lenterasultra.com-Warga di Kabupaten Muna geger. Dalam dua hari berturut-turut, penduduknya dikejutkan dengan penemuan dua mayat di dua tempat berbeda. Satu di temukan di Kecamatan Kabawo, satu mayat lainnya di dapat di Kecamatan Maligano.
Kedua mayat tersebut di temukan dalam dua hari berturut-turut dalam pekan ini. Mayat di Kecamatan Kabawo di identifikasi bernama La Salama, yang berprofesi sebagai aparatur sipil negara sementara mayat di Kecamatan Maligano bernama Hamid, yang sehari-hari bekerja sebagai petani.
Mayat La Salama, yang pertama ditemukan. Jasad guru di salah satu sekolah di Muna ini didapat Kamis (26/7), sekitar pukul 11.30 wita, di Desa Bente Kecamatan Kabawo. Mayat pria 59 tahun ini pertama kali ditemukan rekan seprofesinya bernama Kasim.
Saat itu, Kasim baru pulang sekolah. Diperjalanan dia menemukan sosok pria terbaring (telungkup) di pinggir jalan. Kasim langsung memberikan informasi pada Lambohi, bahwa ada mayat terbaring dekat deuker disamping motor Yamaha XRide (Milik Korban) bernopol DT 6671 GF.
Usai pemberitahuan itu, para saksi lainnya langsung menuju lokasi TKP. Ternyata, mayat yang ditemukan itu merupakan salah satu warga yang tinggal dan menetap di Kelurahan Laimpi, Kecamatan yang sama. Warga pun langsung menghubungi aparat setempat. Dalam pemeriksaan medis (sementara), mayat tersebut mengalami luka lebam dipelipis sebelah kanan, luka lecet pada hidung sebelah kiri serta luka lecet pada bibir atas bagian dalam.
Kasat Reskrim Polres Muna Iptu Fitrayadi S. Sos membeberkan hasil temuan penyidik saat olah TKP. Pada sepeda motor itu, dalam bagasi terdapat uang tunai sebesar Rp 2,2 juta serta buku tabungan sebanyak delapan buah. Ditambah, satu buah handphone diatas deuker. “Kalau luka pada diri korban diperkirakan akibat tekanan saat korban terjatuh setelah duduk diatas deukuer yang mengenai tumpukan kayu disamping deuker,” beber Kasat Reskrim Iptu Fitrayadi sembari menambahkan, tak ada barang korban yang hilang.
Berdasarkan interogasi terhadap istrinya, Wa Ode Malimua, Fitrayadi mengaku jika korban memiliki riwayat penyakit hipertensi. Kendati demikian, aparat tetap melakukan penyelidikan. “Mudah-mudahan, dalam waktu dekat kita sudah bisa menyimpulkan sebab kematian korban. Meski, pihak keluarga menolak autopsi,” katanya.
Nah, keesokan harinya, Jumat (27/7), aparat kembali mendapatkan informasi penemuan mayat di desa Raimuna Kecamatan Maligano. Sesuai identifikasi di lokasi kejadian, mayat tersebut bernama Hamid. Sehari sebelum ditemukan meninggal dunia, pria 63 tahun ini lebih dulu pamit pada anaknya untuk ke kebun sekitar pukul 17.00 Wita.
Hingga larut malam, Hamid juga tak pulang-pulang ke rumah. Sang Istri Jamila, tak menaruh rasa curiga. Saat pulang pasar, Jamila langsung tertidur pulas. Esoknya, pukul 06.00 Wita, Jamila menjalani lagi aktifitas kesehariannya di pasar. Dua jam berada di pasar, Jamila pulang rumah. Hingga pulang lagi di kediamannya, Jamila tidak juga menemui sang suami.Hingga dirinya memutuskan untuk mencarinya.
Jamila menuju rumah (kaombela, bahasa daerah setempat) di kebun miliknya. Jamila terkejut. Suaminya sudah dalam keadaan tak bernyawa lagi. Korban dalam posisi terbaring menyamping dengan kondisi didepan mulut korban (lantai) terdapat muntah.
Untuk kasus penemuan mayat yang bekerja sebagai petani ini, Fitrayadi mengungkapkan bahwa, berdasarkan hasil interogasi awal terhadap pihak keluarga korban, Hamid memiliki riwayat penyakit yakni hipertensi dan selalu muntah-muntah. Namun, mantan Kapolsek Rante Angin Kolut ini mengaku, kepolisian juga tetap melakukan penyidikan hingga mengetahui penyebab pasti kematian. “Kita juga ungkap secepatnya,” tandas mantan Kasat Reskrim Polres Kolut. Pihak keluarga juga menolak untuk dilakukan autopsi. (ery)