Puluhan Rumah di Hilir Sungai Wanggu Terendam Banjir

Rumah warga yang terendam banjir di sekitar Sungai Wanggu Kota Kendari. (Sri Ariani)

LENTERASULTRA.com- Hujan deras yang mengguyur kota Kendari sejak pekan lalu belum juga reda. Akibatnya, sejumlah pemukiman warga menjadi sasaran genangan air. Dari informasi yang berhasil dihimpun lenterasultra.com, sekira 37 rumah di wilayah Sungai Wanggu terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 1 meter.

Beberapa titik banjir yang berhasil dipantau di wilayah Kota Kendari antara lain, di sekitar Sungai Wanggu, pintu gerbang kompleks perumahan Wirabuana depan Toko HBM Anduonohu, Kompleks Perumahan BTN Lepo-Lepo Indah, Kompleks Griya BNI, kawasan bundaran Pesawat Kelurahan Lepo-Lepo.

Warga terlihat begitu panik. Mereka mulai mencari pengungsian untuk menyelamatkan diri dan sebagian harta benda yang kemungkinan akan terbawa arus. Mereka tak ingin bertahan terlalu lama dalam rumah yang digenangi air karena khawatir ada buaya atau ular yang ikut terbawa dalam air bah.

Beberapa warga tampak keluar dari rumah mencoba menyelamatkan diri dari kepungan air. (Sri Ariani)

Salah seorang warga yang bermukim di hilir Sungai Wanggu, Dian Anggraeni mengatakan, setiap hujan deras yang mengguyur hingga berhari-hari, rumah mereka pasti kebanjiran. Kondisi sungai tak mampu membendung debit air sehingga meluap dan menggenangi pemukiman.

“Selain kami sedih karena rumah , beserta perabotan kami rusak, kami juga khawatir ada buaya atau ular naik kepermukaan, apalagi sekarang lagi musim ular ” ujarnya.

Di kompleks perumahan di Kelurahan Wundudopi Kecamatan Baruga, Kota Kendari juga terendam air dengan ketinggian rata-rata 25-50 cm.

Sementara di kompleks Perumahan BTN Lepo-Lepo Indah, Kompleks Griya BNI dan kawasan bundaran pesawat Kelurahan Lepo-Lepo, terlihat rumah warga yang tergenang air rata-rata merupakan banjir kiriman dari kawasan Kelurahan Lepo-Lepo dan Kelurahan Watubangga.

Warga Lepo-Lepo Sukman juga mengakui, banjir ini rutin terjadi di setiap musim penghujan, di daerah disekitar tempat tinggalnya.

“Banjir yang merendam rumah warga ini akibat drainase yang tidak mampu menampung debit air hujan yang begitu besar, sehingga meluap ke jalan utama,” kata Sukman.

Menurut Sukman, drainase yang dibangun Dinas PU Provinsi beberapa tahun lalu tidak mampu lagi menampung beban air hujan yang begitu besar, apalagi, kawasan yang dulunya menjadi serapan ini kini sudah berubah menjadi pemukiman.

Hingga berita ini diturunkan, warga di kompleks perumahan Lepo-Lepo Indah dan kawasan pemukiman lainnya kini masih berupaya membersihkan genangan banjir yang membawa lumpur dan sampah rumah tangga.

Belum diketahui kerugian material akibat banjir kali ini. Belum tampak pula kepedulian pemerintah memberi bantuan terhadap para korban banjir. (sri)