Butur, Lenterasultra.com-Warga Sulawesi Tenggara (Sultra) kini dihebohkan dengan penemuan ular piton di beberapa wilayahnya. Pasca penemuan ular sanca yang menelan warga di Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, masyarakat Bumi Anoa kembali di gegerkan dengan temuan dua ular raksasa, di dua lokasi berbeda.
Lokasi pertama, ular piton di temukan di Desa Lapandewa Kaindea, Kecamatan Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan. Di daerah ini, ular yang ditemukan berukuran sekitar 7 meter. Hewan melata itu, di dapat di kebun salah satu warga, Minggu (24/6).
Saat ditemukan, ular piton raksasa ini tidak bisa bergerak. Di bagian perutnya terlihat membesar. Hewan melata ini kemunkinan baru saja memangsa sesuatu. Kapolsek Lapandewa, Iptu Nasir mengakui temuan ular raksasa di wilayahnya.
Katanya, ular piton dengan panjang tujuh meter itu ditemukan salah seorang warga bernama Wa Ntoki, saat hendak beraktivitas di kebunnya. Temuan ular ini kemudian dilaporkan kepada warga. Ular raksasa ini kemudian berhasil ditangkap.
Setelah berhasil menjinakkan ular piton raksasa itu, warga kemudian membunuh ular tersebut. Hal itu dilakukan karena masyarakat Lapandewa merasa penasaran dengan isi di dalam perut hewan melata itu. Sebab, saat di tangkap, perutnya membesar. “Setelah perutnya di belah, ternyata di dalam berisi babi hutan,” kata Kapolsek via teleponnya, tadi malam.
Dengan temuan ular piton berukuran raksasa itu, Nasir meminta kepada warganya untuk berhati hati dan selalu waspada jika hendak ke kebun atau ke hutan untuk beraktivitas.
Di hari yang sama, warga Kecamatan Kulisusu, Kabupaten Buton Utara (Butur) juga menemukan ular piton. Hewan melata yang ditemukan penduduk di Butur juga berujuran sekitar 7 meter. Hewan melata raksasa itu didapat salah seorang petani bernama La Dewi.
Temuan hewan melata ini kemudian dilaporkan kepada masyarakat. Ular piton ini kemudian dibunuh, untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan seperti yang terjadi di Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. “Saat ditemukan, warga membunuh ular piton dengan menghancurkan kepalanya,” ungkap Arman, salah satu warga Butur. (yadhi)